Mingkin satu kata yang paling "PAS" untuk menggambarkan apa yang dialami sebagian besar warga DKI Jakarta belakangan ini, adalah : MIMPI.
Mimpi para "wong cilik" dan orang-orang miskin yang tersisih, yang menjadi pusat perhatian dan rebutan para calon pembesar wilayah ini. Ketika para calon pembesar itu mau turun ke bawah untuk menemui mereka, berbagi cerita, ceria, keluhan dan harapan hidup yang lebih baik.
Dan hari ini, mereka semua terbangun dari tidurnya. Dan ketika kesadarannya belum benar-benar pulih, mereka berbondong-bondong datang ke TPS, memilih satu diantara enam calon pembesar yang ada dalam mimpi mereka semalam, untuk menjadi pemimpin mereka lima tahun ke depan.
Tapi apa yang akan terjadi setelah itu, ketika kesadaran mereka sudah benar-benar pulih? Apakah pembesar yang mereka pilih hari ini, sama dengan orang yang menemui mereka dalam mimpi? Beliau yang tetap peduli dengan orang kecil dan miskin? Beliau yang mau duduk sama rendah di tanah yang kotor?
Tak banyak yang dapat dilakukan mereka, kecuali menunggu dengan sabar... atau tidur kembali untuk bermimpi! E. Sudaryanto - 11072012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H