E.Sudaryanto|Kompasiana.com
Benarkah hanya karena beberapa pimpinannya dipanggil KPK, Badan Anggaran DPR Mogok membahas RAPBN 2012?
Semakin dipikir-pikir, kok alasan tersebut semakin tak masuk akal. Atau setidak-tidaknya, bukan itu alasan yang sebenar-benarnya.
Pertama, jika mereka menganggap panggilan dari KPK untuk bersaksi tidak pantas atau menyinggung perasaan, para pimpinan Banggar dapat menolak untuk hadir. Namun jika mereka khawatir penolakannya akan dicap sebagai orang yang tidak taat hukum dan melecehkan KPK, maka mereka memang HARUS HADIR!
Itulah yang kemudian mereka lakukan. Dengan kesadaran penuh mereka datang ke KPK untuk diperiksa sebagai saksi.
Kedua, seandainya mereka berpendapat, tidak etis atau tidak pada tempatnya jika KPK bertanya-tanya tentang mekanisme kebijakan penganggaran yang menjadi kewenangan mereka, atau merasa tidak semestinya KPK bertanya-tanya soal kasus pat-gulipat anggaran di Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dll, mereka berhak untuk tidak menjawab.
Namun jika para pimpinan Banggar menganggap keengganannya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan KPK, akan atau bisa merusak citra sebagai anggota DPR, atau karena alasan lain, maka mereka seratus persen HARUS MENJAWAB!
Jadi, sekarang apa alasan sebenarnya sehingga Badan Anggaran memutuskan untuk menghentikan pembahasan RAPBN 2012 dan menyerahkannya kepada Pimpinan DPR?
Saya kok sangat tertarik dengan pernyataan Wakil Ketua DPR, Priyo Budisantoso, seperti yang saya baca di Kompas.com hari ini. Menurut politisi GOLKAR yang sangat getol berkomentar tentang persoalan ini di media, Banggar MERASA TIDAK NYAMAN ditanya ini-itu oleh KPK, tentan kebijakan penganggaran dan persoalan di Kementrans!
Pertanyaannya adalah: MENGAPA MEREKA, PARA PIMPINAN BANGGAR, MERASA TIDAK NYAMAN DITANYA TENTANG HAL TERSEBUT DI ATAS?
Tidak diperlukan kecerdasan tinggi untuk menjawab, bahawa memang ada SESUATU, atau bahasa kerennya SOMETHING WRONG, di Badan Anggaran DPR tersebut.