Ada yang bilang ormas yang suka bertindak anarki itu seperti remaja yang sedang puber, sedang mencari jati diri. Wajar kalau mereka sering nakal, bahkan mulai meretas batas antara kenakalan dan kriminal.
Namun tanda seru besar segera memenuhi kepala saya. Masa puber itu ada batasnya. Jika dalam rentang waktu tersebut tak dapat menemukan jati diri mereka yang sebenarnya, selamanya mereka tak akan pernah dewasa! Akan selalu menjadi anak nakal. Bedanya dengan anak nakal yang sebenarnya, mereka sudah tidak mempan diperingati dengan menyentil telinganya, tapi kalau dipukul pantatnya, akan marah dan melawan.
Yang saya khawatirkan, mereka sedang dalam proses transformasi menjadi kriminal. Namun beda dengan para kriminal tulen, mereka masih memerlukan kedok atau topeng.
Kalau benar demikian, mereka adalah para pemberani atau pengecut?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H