Mohon tunggu...
Adzys Saleh Aryanto
Adzys Saleh Aryanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa dari universitas pendidikan indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan tiktok dan Fenomena Fear of Missing Out : Mengapa Kita Takut Ketinggalan Tren dan Bagaimana Dampaknya Pada Kesehatan Mental

5 Juli 2024   13:53 Diperbarui: 5 Juli 2024   14:59 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seberapa sering kamu menggunakan TikTok? Apakah kamu merasa takut ketinggalan tren terkini ? Yuk, kita cari tahu apa penyebabnya dan bagaimana cara untuk mengatasinya!

Di era digital yang semakin maju, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Salah satu platform yang mendominasi ruang digital adalah TikTok. Dengan video pendek yang menarik dan algoritma yang canggih, TikTok berhasil menarik perhatian jutaan pengguna di seluruh dunia, terutama di kalangan generasi muda. Namun, di balik keseruan dan kreativitas yang ditawarkan, TikTok juga membawa dampak psikologis yang signifikan, salah satunya adalah fenomena Fear of Missing Out (FoMO).

FoMO, atau ketakutan akan ketinggalan, merupakan perasaan cemas dan takut ketika seseorang merasa tertinggal atau tidak ikut serta dalam pengalaman yang sedang populer di antara teman-temannya. Fenomena ini semakin diperparah oleh penggunaan TikTok, di mana pengguna terus-menerus dibombardir dengan konten-konten menarik yang memperlihatkan kehidupan ideal, tren terkini, dan berbagai aktivitas yang sedang viral. Ketakutan akan ketinggalan inilah yang membuat banyak pengguna TikTok merasa terpaksa untuk selalu terhubung, mengikuti tren, dan menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar.

Penggunaan TikTok dan FoMO memiliki berbagai dampak negatif pada kesehatan fisik, psikologis, dan sosial individu. Seperti gangguan penglihatan, tekanan darah tinggi, nyeri punggung bawah, bahkan obesitas (Keles dkk., 2020). Selain itu, penggunaan TikTok dan FoMO juga dapat menyebabkan kelelahan mental, stres, depresi, serta menurunkan kualitas hidup individu (Taswiyah, 2022). Banyak individu juga cenderung menjadi lebih individualis dan lebih memprioritaskan tren di media sosial daripada beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari mereka (Panggabean & Brahmana, 2021). Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih memahami tentang kecanduan TikTok, fenomena fear of missing out, dan dampaknya terhadap kesehatan fisik dan mental individu.

Maka dari itu, tim PKM-RSH Universitas Pendidikan Indonesia melakukan penelitian berjudul "Gaya Hidup Digital: Peran TikTok dalam Membentuk Fenomena Fear of Missing Out". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan TikTok terhadap fear of missing out pada mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga ingin mengidentifikasi aspek-aspek dari penggunaan TikTok yang paling berkontribusi terhadap peningkatan fear of missing out.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan TikTok, baik dari dimensi penghayatan maupun intensitas memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan Fear of Missing Out (FoMO). Adapun, dimensi intensitas berkontribusi lebih besar pada peningkatan fear of missing out dibandingkan dengan dimensi penghayatan. Ini menunjukkan bahwa semakin sering dan lama seseorang menggunakan TikTok, semakin besar kemungkinan mereka mengalami FoMO. Maka dari itu, hasil ini mengimplikasikan bahwa strategi untuk mengurangi fear of missing out perlu lebih berfokus pada pembatasan waktu penggunaan TikTok daripada hanya mengurangi keterlibatan kognitif dan emosional individu dalam menggunakan TikTok.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai fenomena fear of missing out yang disebabkan oleh penggunaan TikTok dan menjadi dasar dalam perancangan intervensi yang efektif untuk menurunkan tingkat FoMO akibat penggunaan TikTok pada mahasiswa. Tak hanya itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman baru kepada khalayak umum mengenai dampak gaya hidup digital terhadap kesehatan mental generasi muda. Selain itu, riset ini diharapkan dapat mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin ketiga, yaitu memastikan kehidupan sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.

DAFTAR PUSTAKA

Keles, B., McCrae, N. and Grealish, A. (2020) 'A Systematic Review: The Influence of Social Media on Depression, Anxiety, and Psychological Distress in Adolescents', International Journal of Adolescence and Youth, 25(1), pp. 79--93. doi: 10.1080/02673843.2019.1590851.

Taswiyah (2022) 'Mengantisipasi Gejala Fear of Missing Out (FoMO) Terhadap Dampak Sosial Global 4.0 dan 5.0 Melalui Subjective Weel-Being dan Joy of Missing Out (JoMO)', Jurnal Pendidikan Karakter JAWARA (Jujur, Adil, Wibawa, Amanah, Religius, Akuntabel), 8(1), pp. 103--119.

Panggabean, N. C. and Brahmana, K. M. B. (2021) 'Pengaruh Kecenderungan Fear of Missing Out (FoMO) pada Generasi Milenial (gen z) di Indonesia', Southeast Asian Journal of Technology and Science, 2(2), pp. 104--108. doi: 10.29210/810193000.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun