Hai kompasioner. Sedang marak berita tentang Razia rambut di lingkungan sekolah. Berbagai alasan diberikan oleh pihak sekolah, mulai dari kerapian dan alasan lainnya. Namun bagaimana korelasinya dengan sistem Pendidikan?
Keterkaitan antara rambut Panjang dengan pendidkan sebenarnya tidak ada. Karena dalam lingkungan akademik yang lebih sering diutamakan adalah kecerdasan dan kemampuan berpikir seorang siswa. Panjangnya rambut tdiak bisa menjadi indikator buruknya seseorang. Lalu mengapa masih banyak Razia rambut di lingkungan sekolah?
Sebenarnya pihak sekolah juga mengetahui bahwa Panjang rambut tidak ada kaitannya dengan nilai. Namun pihak sekolah menginginkan para siswanya berpenampilan rapi. Penampilan yang rapi inilah yang dianggap sebagai symbol kesiapan seorang siswa dalam menuntut ilmu. Permasalahan berikutnya adalah kategori rapi tiap orang berbeda.
Tidak ada ukuran atau takaran rapi yang pasti. Namun pihak sekolah bisa saja memberikan Batasan seperti rambut tidak menutup telinga, tidak menutup mata, atau yang lain. Lalu bagaimana bagi yang melanggar? Bagi yang melanggar mungkin bisa diberi saran terlebih dahulu untuk muridnya. Namun bisa saja dengan cara yang jarang dilakukan oleh sekolah. Yaitu bekerjasama dnegan barber atau tukang cukur. Sekolah bekerjasama dengan pihak barber untuk merapihkan rambut siswa yang dianggap Panjang dan melewati aturan yang ditentukan.
Hadirnya barber dalam kegiatan ini dapat mengurangi salah potong yang biasa terjadi dalam agenda Razia. Selain itu bisa menenanglan para siswa karena dipotong oleh ahlinya dan tidak membuat adanya salah potong. Mungkin ini salah satu cara sekolah dalam melaksanakan Razia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H