Mohon tunggu...
Rais Dzulfikri
Rais Dzulfikri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Literasi Digital sebagai Upaya Meningkatkan Intelegensi Generasi Muda yang Unggul dan Kompetitif

23 November 2021   07:55 Diperbarui: 23 November 2021   08:01 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jumlah pengguna internet negara Indonesia merupakan salah satu yang terbanyak di dunia. Berdasarkan hasil riset yang dilaksanakan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang bekerja sama dengan Pusat Kajian Komunikasi (Puskakom) Universitas Indonesia, jumlah total pengguna Internet pada awal 2015 sebanyak 88,1 juta orang. dalam kurun waktu dua tahun, sesuai dengan riset yang dilakukan oleh  wearesocial.sg tercatat pada tahun 2017 ada 132 juta pengguna internet di Indonesia dan pertumbuhan ini sebanyak 51 persen. Lonjakan yang begitu fantastis terlebih sekarang memasuki abad 21 yang di tandai dengan abad globalisasi. Maksudnya adalah kehidupan manusia pada abad ini mengalami perubahan-perubahan yang fundamental di mana tata kehidupan sebelum abad ini sangatlah berbeda. Abad yang meminta  kualitas dalam segala usaha dan hasil kerja manusia di katakan abad 21. (Tilaar, 1998:245)

Abad ke-21 juga dikenal dengan masa pengetahuan (knowledge age), dalam era ini semua alternative upaya pemenuhan kebutuhan hiduup bidang pendidikan berbasis konteks lebih berbasis pengetahuan. Upaya pemenuhan kebutuhan bidang pendidikan berbasis pengetahuan (knoelegde based education), pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based economic), pengembangan dan pemberdayaan masyarakatt berbasis pengetahuan (knowledge based social empowering), dan pengembangan dakam bidang industri pun berbasis pengetahuan (knowledge based industry) (Mukhadis,2013:115)

Perkembangan teknologi sangat pesat yang tidak hanya berbentuk komputer, melainkan juga kemajuan pada perangkat lunak. Awal penggunaan komputer, aplikasi yang digunakan hanya berbasis teks. Namun, sejak ditemukannya sistem windows, yang memiliki aksesibilitas ramah pengguna, barulah aplikasi pendukung bermunculan yang dapat dimanfaatkan sebagai media digital. Laptop yang beredar saat ini banyak membantu kebutuhan manusia berupa kemudahan mobillitas. Pemakaian laptop saat ini mulai tergeser oleh penggunaan gawai dalam hal pemanfaatan media digital yang diiringi dengan peningkatan jaringan internet.

Setiap individu perlu untuk memahami bahwa literasi digital adalah perkara penting yang dibutuhkan dalam berpartisipasi di era dunia modern. Pentingnya literasi digital sama dengan menulis, membaca, berhitung, serta disiplin ilmu lainnya. Generasi yang tumbuh dengan akses teknologi digital yang tidak terbatas akan membentuk pola berpikir yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Literasi digital mampu menciptakan tatanan masyarakat yang memiliki pola pikir serta pandangan yang kritis dan kreatif. 

Mereka akan tidak mudah menjadi korban informasi hoax, termakan oleh isu provokatif, maupun menjadi korban penipuan dalam dunia digital. Hal tersebut akan membuat kehidupan sosial dan budaya masyarakat menjadi cenderung aman dan kondusif. Peran aktif masyarakat perlu terlibat secara bersama-sama dalam membangun budaya literasi digital. Keberhasilan dalam membangun literasi digital merupakan sebuah indikator pencapaian pada bidang pendidikan dan kebudayaan.

Tujuan dari penulisan esai ini adalah meningkatkan sumber daya manusia melalui peran pendidikan. Kualitas pendidikan yang rendah menjadi penyebab terjadinya krisis sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia (Human Resource Management) dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan adalah sangat penting, hal ini mengingat bahwa dalam suatu organisasi atau lembaga pendidikan, dapat maju dan berkembang dengan dukungan dari sumber daya manusia. 

Dengan mengeksplorasi dan menyelidiki gagasan literasi digital, penulis berusaha secara bersama-sama terlibat dalam pengembangan literasi digital selama dekade terakhir. Mengingat saat ini zaman semakin merambah maju, yang mana otomatis turut berpengaruh pada perkembangan ekonomi. Sehingga, sudah sepatutnya jika lapangan pekerjaan membutuhkan sumber daya manusia yang benar-benar kompeten untuk bersinergi bersama

Literasi Digital

Pesatnya perkembangan teknologi digital di era digital menghadirkan masyarakat sebuah informasi yang muncul dengan situasi yang mengharuskan mereka untuk menggunakan berbagai keterampilan kognitif yang berkembang untuk melakukan dan memecahkan masalah di lingkungan digital. 

Keterampilan ini sering disebut sebagai "literasi digital" (Gilster, 1997), yang disajikan sebagai jenis pola pikir khusus yang memungkinkan pengguna untuk tampil secara intuitif di lingkungan digital, dan untuk dengan mudah dan efektif mengakses berbagai pengetahuan yang tertanam dalam lingkungan ini (Gilster, 1997). 

Literasi digital biasanya dipahami sebagai kombinasi keterampilan teknis-prosedural, kognitif dan emosional sosial. Misalnya, menggunakan program komputer dipahami sebagai melibatkan keterampilan prosedural (misalnya, menangani file dan mengedit visual), serta keterampilan kognitif (misalnya, kemampuan untuk secara intuitif menguraikan atau "membaca" pesan visual yang tertanam dalam antarmuka pengguna grafis). 

Dengan cara yang sama, pengambilan data di Internet dipahami sebagai kombinasi keterampilan prosedural (bekerja dengan mesin pencari) dan keterampilan kognitif (mengevaluasi data, memilah data yang salah dan bias, dan membedakan antara data yang relevan dan tidak relevan). Komunikasi yang efektif di ruang obrolan dipahami sebagai membutuhkan pemanfaatan keterampilan sosial dan emosional tertentu. Dengan meningkatnya paparan lingkungan kerja dan pembelajaran digital.

Uraian di atas adalah ringkasan dari berbagai pendekatan saat ini terhadap konsep literasi digital. Seperti semboyan populer lainnya, penggunaan istilah baru-baru ini sangat bervariasi, mulai dari ranah teknis atau prosedural murni, hingga kognitif, sebagai serta makna psikologis dan. Hal ini menciptakan ambiguitas dan menyebabkan kesalahpahaman, kesalahpahaman, dan miskomunikasi di antara mereka yang merancang dan memproduksi lingkungan digital (Norton & Wilburg, 1998).

Untuk meningkatkan pemahaman tentang "literasi digital" dan memberikan para profesional, perancang lingkungan digital, dan pendidik yang bekerja dengan TIK dengan pedoman yang lebih baik untuk desain dan pendidikan, ada kebutuhan untuk kerangka kerja yang disempurnakan untuk konsep yang lengkap, koheren , dan secermat mungkin.

Lankshear dan Knobel dan lainnya mendefinisikan gabungan kata literasi digital  tidak hanya membuka pemikiran kita pada konsep literasi yang diperluas, tetapi juga berisiko menghilangkan perbedaan, baik teknis maupun budaya, di antara berbagai komunitas yang terlibat dalam membangun praktik komunikasi tertentu sebagai literasi dalam konteks pendidikan tertentu. Definisi Martin dan Grudziecki tentang literasi digital sebagai 'kesadaran, sikap dan kemampuan individu' untuk menggunakan alat digital untuk komunikasi, ekspresi dan tindakan sosial dalam situasi kehidupan tertentu. (Martin dan Grudziecki, 2007)

Retorika Digital dalam Menumbuhkan Minat Baca

Proses kegiatan belajar mengajar dapat ditunjang dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Melalui penggunaan internet dalam media pembelajaran dapat dijadikan salah satu solusi dalam meningkatkan rendahnya kemampuan literasi siswa. Mengingat bahwa saat ini sebagian dari sumber informasi konvensional belum mampu memenuhi serta memberikan kepuasan pada siswa untuk mendapatkan sumber pengetahuan dan informasi sebagai referensi pembelajaran siswa. Jumlah buku-buku dalam bentuk konvensional belum tersedia dalam jumlah yang memadai bagi siswa bahkan juga terkadang berkesan membosankan. (Nurchaili, 2016).

Melalui fasilitas yang memadai, kegiatan literasi sebaiknya ditanamkan sejak usia dini atau ketika anak sedang dalam menempuh pendidikan. Diharapkan kebiasan-kebiasan tersebut kedepannya dapat menjadikan mereka gemar membaca yang sehingga berdampak pada peningkatkan kualitas sumber daya manusia bangsa. Berkaitan dengan mewujudkan pemanfaatan layanan literasi digital dalam mendapatkan bahan bacaan untuk proses pembelajaran diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi siswa. Melalui literasi digital ini dapat mempermudah siswa dalam memperoleh berbagai sumber kajian belajar siswa seperti dalam hal mengakses buku digital, website, e--journal, digital library dan lain-lainnya. (Musfiqon & Arifin, 2016).

Contoh konkret kemudahan belajar dengan adanya teknologi digital adalah buku digital yang memiliki berbagai fungsi, antara lain: (a) sebagai alternatif dalam media belajar; (b) buku digital berbeda dengan buku cetak yang mana dapat memuat berbagai konten multimedia di dalamnya sehingga bahan ajar yang lebih menarik dapat tersajikan. Selain itu, buku digital juga membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan; (c) sebagai media untuk berbagi informasi; (d) jika dibandingkan dengan buku konvensional, buku digital dapat dengan mudah disebarluaskan, baik melalui penggunaan media seperti website, email, maupun media digital lainnya; dan (e) seseorang bisa dengan mudah dalam menjadi pengarang serta penerbit dari buku yang dibuatnya sendiri.

Pengembangan buku digital memiliki beberapa tujuan, diantaranya:  (a) bagi pembuat konten diberikan kesempatan untuk lebih mudah dalam berbagi informasi melalui cara yang lebih menarik serta interaktif. 

Dengan membuat buku berbentuk digital, pengarang cukup dengan berkunjung ke salah satu laman toko buku online dan mendistribusikannya secara mandiri tanpa perlu mendatangi penerbit untuk menerbitkan bukunya; (b) untuk melindungi informasi yang disampaikan; (c) berbeda dengan buku cetak yang bisa hilang, rusak, ataupun basah, buku digital yang dalam bentuk data di komputer dapat terlindungi dari masalah-masalah tersebut. 

Andaikan data tersebut hilang, pengguna bisa dengan mudah mencarinya kembali baik melalui internet maupun meminta kembali kepada penerbit buku. Berikutnya (d) buku digital dapat mempermudah proses memahami materi pelajaran; (e) dalam bentuk buku digital, guru dapat mencari kata atau kalimat tertentu dalam sebuah materi, memberikan catatan tertentu dalam materi, serta menampilkan file multimedia (audio dan video) yang bisa diputar sehingga memperkaya konten buku. Hal tersebut dapat membantu siswa dalam memahami materi dengan lebih baik, menarik dan lebih cepat.

Kemudahan yang ditawarkan oleh buku digital dalam proses belajar sangatlah menarik untuk diterapkan. Dengan menerapkan buku digital seorang dapat dengan mudah dalam mengakses buku. Eksistensi dari adanya buku digital merupakan salah satu contoh sumber literasi yang disajikan oleh teknologi saat ini. Sudah sepatutnya generasi sekarang memiliki minat baca yang tinggi sebab akses dalam mencari sumber literasi sangatlah banyak sehingga kesempatan ini tidak boleh disia-siakan begitu saja.

Menerapkan Literasi Digital

Seperangkat keterampilan terpadu yang disajikan, dengan strategi konservatif, sebagai sesuatu yang dapat diperoleh siapa pun, dapat diungkapkan sebagai cerminan karakteristik kepribadian, yang mungkin bawaan, tidak mudah diperoleh oleh semua orang, dan tentu saja tidak pada tingkat yang sama. 

Kemudian, jika hal ini terjadi, rekomendasi didaktik yang diturunkan dari literatur literasi digital saat ini, yaitu, bahwa setiap orang harus memperoleh keterampilan ini, tampaknya agak sulit. Bahkan, pendekatan pluralistik paralel untuk belajar mengarah pada kesimpulan yang sangat berbeda: pertama dan terutama, individu harus didorong untuk mengikuti kekuatan pribadi mereka (dijelaskan secara berbeda dalam hal "gaya belajar", "kecerdasan", atau "tipe kepribadian") dan berinvestasi dalam memperoleh atau meningkatkan kekuatan lain hanya sejauh investasi semacam itu tampaknya bermanfaat secara pribadi. 

Pendukung pandangan pluralistik belajar bahkan mungkin mengatakan bahwa bukan individu yang harus beradaptasi dengan komputer, tetapi komputer yang harus beradaptasi dengan individu. Dari keadan tersebut individu dituntut memiliki keterampilan dalam menjalankan komputer. Ketika seorang telah menguasai dalam menjalankan komputer maka dia dapat dengan mudah mengakses berbagai konten yang disediakan oleh komputer.

Penyediaan akses internet adalah sebuah upaya yang penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di era digital saat ini. Sumber belajar yang dibutuhkan bisa dididapatkan dengan mudah melalui penggunaan akses internet. Kebutuhan masyarakat untuk memperoleh pengetahuan dalam mengasah keterampilan harus ditunjang dengan ketersediaan akses internet yang ada di lingkungan masyarakat. 

Misalnya, terdapat akses internet di desa yang khusus yang disediakan untuk masyarakat; pada ruang publik lainnya, seperti terminal, perpustakaan umum, bandara, pelabuhan tersedia akses internet untuk masyarakat; menyediakan bahan bacaan yang bertemakan digital; menyediakan bahan bacaan dalam bentuk salinan lunak; atau penyediaan alat peraga sebagai sumber belajar terkait dengan literasi digital. Dalam ruang publik tersedia layar dan papan informasi digital sehingga dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan baru. (Nurchaili, 2016)

Hadirnya buku digital dapat menjadi sebuah solusi dalam menumbuhkan budaya literasi khususnya pada dunia pendidikan, dan umumnya pada masyarakat Indonesia. Berbagai keunggulan dan daya tarik yang ditawarkan oleh buku digital diharapkan dapat menumbuhkan minat baca masyarakat Indonesia sehingga kemampuan literasinya semakin meningkat. Melalui peningkatan budaya literasi, masyarakat Indonesia akan bergerak menuju masyarakat belajar (learning society). 

Prinsip belajar dalam abad 21 menurut UNESCO (1996) harus didasarkan pada empat pilar yaitu: a. learning to thing (belajar berpikir); b. learning to do (belajar berbuat), c. learning to be  (belajar untuk tetap hidup), dan d. learning to live together (belajar hidup bersama antar bangsa). Berangkat dari terwujudnya masyarakat belajar (learning society) maka akan tercapai bangsa yang cerdas (educated nation) sesuai dengan amanat Undang- Undang Dasar 1945 menuju masyarakat Madani (civil society).  (Nurchaili, 2016)

Kesimpulan

Literasi digital biasanya dipahami sebagai kombinasi keterampilan teknis-prosedural, kognitif dan emosional sosial. Penyediaan akses digital adalah sebuah upaya yang penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dengan hadirnya buku digital dapat menjadi sebuah solusi dalam menumbuhkan budaya literasi khususnya pada dunia pendidikan. Keberhasilan dalam membangun literasi digital merupakan sebuah indikator pencapaian pada bidang pendidikan dan kebudayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun