Mohon tunggu...
Dzulfikar s f
Dzulfikar s f Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Ampel

Membaca adalah jalan tol menuju kemajuan berfikir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ancaman bagi Orang yang Mendustakan Al-Quran

13 Juli 2022   15:23 Diperbarui: 13 Juli 2022   15:44 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tafsir al-Muzammil ayat 11

Dzulfikar Sirajuddin Fawwaz

   

Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar. (QS al-Muzammil [73] : 11)

Sabab an Nuzul

Ayat ini turun mengenai para pembesar Quraisy dan pemimpin Makkah yang mengejek Nabi SAW (al-Qurtubi, 1964 : 381).

Tafsir Ayat

Allah SWT berfirman khitab pada ayat ini masih ditujukan pada Rasulullah SAW. sebagaimana ayat dalam ayat sebelumnya. dalam ayat ini Allah SWT berfirman (biarkanlah aku). kata merupakan fi'il al-amr dari kata - yang berarti meninggalkan atau membiarakan. kalimat   artinya (tinggalkanlah dia) (al-Razi, 1999 : 355)

Demikian pula kalimat dalam ayat ini. juga bermakna (tingggalkanlah aku) (Abu Su'ud, 1420 H: 169). Adapun kata (orang-orang yang mendustakan) merupakan ism al-fa'il dari kata (mendustakan, mengingkari). kalimat maknanya adalah  (mengingkari dan memungkiri) (Mukhtar, 2008 : 1915).

Menurut Ibnu Jarir ath-Thabari, mereka adalah orang-orang yang mengingkari ayat-ayatnya (al-Thabari, 2000 : 690). Mereka adalah penduduk Makkah yang mendustakan Nabi saw. Disebutkan secara zhhir menggantikan dhamr untuk memberikan pengertian bahwa pendustaan adalah menjadi sebab ancaman bagi mereka (Ibnu Asyur, vol. 29 : 256).

kata tersebut disifati dengan kata berikutnya (yang memiliki segala kenikmatan hidup) kata dengan huruf nn-nya di-fathah, bentuk jamaknya , maknanya adalah  (kemewahan dan kemakmuran) (al-Zuhaili, 1998 : 202).

Menurut asy-Syaukani, mereka adalah orang-orang yang memiliki kekayaan, keluasan, kemewahan, dan kenikmatan dunia (al-Syaukani, 1994 : 381).

Menurut banyak mufassir, yang dimaksud dengan orang-orang mendustakan lagi memiliki banyak kemewahan hidup disini adalah para pembesar Quraisy (al-Mahalli, tt : 774; Abu Su'ud, vol. 9 : 51; al-Jazairin, 2003 : 458; Ibnu Ajibah, vol 7 : 167). mereka disifati dengan sebagai celaan kepada mereka karena sikap mereka yang mendustakan itu lantaran keterpedayaan dan kesombongan atas kekayaan mereka (Ibnu Asyur, vol. 29 : 269)

Menurut az-Zuhaili, Allah SWT mengancam dan memperingaati orang-orang kafir Makkah dan yang lainnya, dialah yang maha agung yang tidak ada sesuatu pun bisa menghadapi murkanya (al-Zuhaili, vol. 29 : 202)

Tentang makna ayat ini asy-Syaukani juga berkata, "Biarlah aku Bersama mereka dan jangan pedulikan mereka, karna aku menjagamu dari urusan mereka dan membalas mereka untukmu." (al-Syauakani, vol. 5 : 251)

Menurut ibnu kastir, seharusnya orang-orang memiliki banyak harta itu lebih taat daripada orang lain  karena mereka dituntut menunaikan kewajiban yang tidak dimiliki oleh orang lain (Ibnu Katsir, 1999 : 256).

Allah SWT berfirman )berilah mereka penangguhan sebentar). Kalimat dalam ayat ini dihubungkan dengan kalimat sebelumnya dengan huruf wawu al-'athaf. kata merupakan fi'il al-amr dari kata (menangguhkan). makna   artinya adalah   (memberi tempo dan menangguhkannya) (Mukhtar, vol. 3 : 2134).

Adapun kata  berarti sedikit atau sebentar. Dalam ayat ini kata tersebut berkedudukan sebagai sifat untuk mashdar yang dihilangkan, yakni:   (penangguhan sebantar). bisa juga sebagai sifat bagi kata (waktu) yang dihilangkan. lengkapnya) waktu sebentar). Maknanya: "Beri tangguhlah mereka sampai datangnya ajal merek." demikian menurut asy-Syaukani dan lain-lain (al-Syaukani, vol 5 : 381).

Muhammad Ali ash-Shabuni berkata, "Berilah mereka Tangguh berang sebentar sampai mereka merasakan siksa yang berat." Tentang adzab yang ditimpakan kepada mereka, ada beberapa penjelasan. ada yang mengatakan bahwa Allah SWT memberi mereka Tangguh sampai Nabi saw. 

keluar dari Makkah, Allah menghukum mereka dengan musim-musim paceklik dan siksa yang bersifat umum. kemudian para petinggi Quraisy terbunuh pada perang badar sebagai siksaan khusus (al-Shabuni, 1997 : 443).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun