Mohon tunggu...
A. Dzulfikar Adi Putra
A. Dzulfikar Adi Putra Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mahasiswa informatika kelahiran 1989 yang belajar terjun ke dunia wirausaha . Suka baca cerpen, dan juga menulis tutorial tentang desain 3D,2D dan artikel-artikel. -learning from the little thing-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apakah Kemampuan Komunikasi memang Dibutuhkan untuk Lulusan IT? -part 1-

27 Oktober 2009   06:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:31 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang terbayang di benak anda saat mendengar istilah IT (Information and Technology), apakah gadget yang canggih, teknologi internet yang semakin maju, software-software dengan beraneka kemampuan, atau bahkan anda membayangkan seorang hacker yang mampu menjebol sistem keamanan negara-negara maju. Anda tentunya pasti paham siapa orang-orang dibalik pencipta teknologi IT yang semakin canggih beberapa waktu belakangan ini. Sebut saja beberapa nama orang terkaya di dunia, ada Bill Gates (pendiri Microsoft), Steve Jobs (pendiri Apple), Mark Zuckenberg (pendiri Facebook), dll. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh IT internasional dan lokal yang memiliki kisah sukses masing-masing dengan teknologi yang berhasil diusungnya. Bill Gates dengan ilmu komputer yang dimiliki memulai bisnisnya dari sebuah garasi mobil, namun insting bisnisnya mumpuni sehingga mampu menjadikan Microsoft sebagai perusahaan raksasa di bidang IT. Begitu juga Steve Jobs sang pendiri Macintosh dengan darah seninya mampu menciptakan produk IT yang menggabungkan antara seni dan teknologi sehingga mampu menciptakan nilai lebih pada setiap produknya. Steve Jobs bahkan mendapat julukan “anak ajaib dari Sillicon Valley”, ini tidak lain karena kelihaiannya dalam menjalankan bisnis IT, dalam perjalanan hidupnya ia pernah keluar dari perusahaan yang didirikannya, mengambil alih Pixar animation studio sehingga menjadi raksasa animasi dunia (dengan film pertamanya yang fenomenal yaitu Toys Story) yang dapat mengalahkan Disney (walaupun pada akhirnya sekarang Pixar dan Disney menjalin kerjasama), hingga akhirnya ia kembali lagi ke Apple dan menaikkan lagi pamor Apple yang sempat redup beberapa waktu. Lain lubuk lain ikannya, lain orang lain ceritanya. Begitu juga yang terjadi pada Mark Zuckenberg sang pendiri Facebook. Dengan Facebook ciptaannya (walaupun terdengar kabar ia mencuri ide pembuatan aplikasi ini dari teman kuliahnya) dia berhasil melakukan (yang menurut saya) revolusi sosial di bidang sosialisasi antar umat manusia. Walaupun telah ada situs-situs social networking sejenis yang telah ada sebelumnya, namun efek yang ditimbulkan oleh Facebook ini luar biasa besarnya. Anda tentu pernah merasakannya juga efeknya, mulai dari menemukan teman lama, menemukan pasangan hidup, bahkan menjaring konsumen atau dengan kata lain menggunakan Facebook sebagai salah satu strategi marketing perusahaan anda. Kesuksesan yang mereka (dan juga orang-orang IT lainnya) raih tentunya tidak lepas dari kemampuan bidang IT yang dimilikinya, juga kemampuan-kemampuan lain seperti bisnis, marketing, manajemen, dan komunikasi yang turut andil dalam mengantarkan mereka menuju kesuksesan. Telah banyak teori-teori dan buku-buku yang mengatakan impossible bila anda hanya mengandalkan kemampuan otak yang super dalam bidang IT untuk menghadapi kerasnya persaingan dunia. Walau kemampuan otak anda misalnya setara dengan dua kali otak Einstein namun bila tidak mampu bekerjasama, berkomunikasi dengan baik, niscaya kemampuan otak anda akan menjadi sia-sia. Intinya yaitu kemampuan dasar manusia, berkomunikasi dengan manusia lain lah yang perlu ditingkatkan guna meningkatkan kemampuan diri. Telah banyak buku-buku yang membahas teori-teori komunikasi yang menyatakan pentingnya berkomunikasi dengan orang lain. Menurut Wikipedia komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Purnawan EA dalam bukunya Dynamic Persuasion mengatakan dalam komunikasi hanya terjadi bila ada sender, sang pengirim atau pemancar, dan receiver, atau sang penerima. Dan ada beberapa elemen lagi yang mendasari adanya komunikasi. Yang pertama yaitu pesan atau message yaitu isi (maksud) yang disampaikan ke pihak lain, kedua yaitu saluran atau channel adalah media dimana pesan disampaikan kepada pihak lain. Ketiga yaitu feedback adalah tanggapan dari sang penerima pesan. Dan yang terakir adalah aturan yang disepakati pelaku komunikasi. Setelah mengetahui definisi komunikasi sendiri, maka anda pasti menyadari betapa dalam kehidupan sehari-hari komunikasi merupakan unsur yang mendominasi hidup. Mari kita kembali lagi pada kisah ketiga tokoh IT diatas (Bill Gates, Steve Jobs, Mark Zuckenberg) yang mampu membangun kerajaan bisnisnya dengan baik. Dalam kehidupan mereka yang sebagian besar berhubungan dengan dunia IT komunikasi dilakukan dalam mengembangkan bisnisnya, mulai dari interaksi dengan client, atasan, bawahan, rekan kerja, masyarakat awam, pemegang saham perusahaan, customer, dan masih banyak lagi. Walaupun ketiganya DO (Drop Out) dari kuliahnya yang jurusan komputer atau informatika, namun tetap saja inti bisnis yang dijalani sekarang masih berada di jalur IT. Sekarang mari kita lihat kondisi seorang masiswa jurusan IT, lihat kesehariannya, anda pasti menemukan apa yang dinamakan kegilaan online. Mahasiswa IT yang berkutat dengan tugas-tugasnya yang mau tidak mau menghabiskan banyak waktunya di depan monitor PC ataupun laptop dan kebanyakan sambil online. Walapun sebenarnya ada kegiatan lain yang mereka lakukan seperti berorganisasi, bermain game (lagi-lagi di depan monitor PC/laptop/TV), membaca buku cetak/ebook (lagi-lagi di depan monitor PC/laptop/TV), dan beberapa kegiatan lain. Ini tentunya sudah menjadi rutinitas yang mendarah daging bagi kalangan IT. Dan bisa dipastikan dampaknya yaitu kurang luwesnya mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain. Fakta ini bisa kita lihat sendiri saat kita bandingkan antara mahasiswa IT dengan mahasiswa jurusan sosial seperti Manajemen, Komunikasi, Akuntansi, dll ataupun dengan jurusan teknik sendiri seperti teknik Industri, Planologi, Statistika, dll.

sampai mengakar
sampai mengakar

lanjutan tulisan ini : part 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun