Mohon tunggu...
Dzulfian Syafrian
Dzulfian Syafrian Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Researcher at INDEF | Teaching Assistant at FEUI | IE FEUI 2008 | HMI Activist.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Tinggi Barang Publik?

15 Oktober 2011   12:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:55 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

1. Pendidikan itu memang unik, pendidikan bukan barang publik tetapi banyak masyarakat yang menginginkan disediakan oleh Pemerintah. #Pendidikan

2. Secarar teoritis, 2 syarat utama barang publik, non rivalry dan non excludeable (googling aja apa maksudnya) #Pendidikan

3. Berdasarkan 2 kriteria tersebut, pendidikan sebenarnya tidak memenuhi sebagai barang publik tetapi kenapa Pemerintah banyak yang menyediakan #Pendidikan ?

4. Krn #Pendidikan memiliki eksternalitas positif yg sgt besar bagi suatu negara,yaitu meningkatkan kualitas SDM suatu negara.

5.Di sisi lain,dari motivasi personal warga negara mrk jg menginginkan #Pendidikan utk mendapatkan taraf hidup yg lnh tinggi

6.Alhasil, kepentingan Pem&Masy bertemu dk bidang #Pendidikan .Jd, wajar jk byk negara menjadikan Pndidikan sbg barang publik

7.Dlm konteks INA, yg hrs dipahami bhw #Pendidikan barang publik hny sampai tingkat SMP krn Pem menjamin pendidikan 9 thn

8.Jadi sbnrnya, SMA&Perguruan Tinggi (DIKTI) tdk termasuk barang publik di INA #Pendidikan

9. SMA&PT (Dikti) bisa menjadi barang publik scr konstitusional jk Pem menyatakan program wajib bljr hingga level dikti #Pendidikan

10.Jadi, jk ada yg bilang bhw #Pendidikan tinggi sbg barang publik itu kurang tepat scr kontekstual di INA.

11. Di sinilah terjadi dilema #Pendidikan tinggi di INA.Dikti bkn barang publik tp mrk juga hrs mmastikan tdk ada batasan akses bgi siapapun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun