b. santri lebih sedikit waktu belajarnya karena disibukan dengan memasakÂ
c. pesantren ini jarang dilirik oleh orangtua santri perkotaan kecuali pesantren yang sudah punya nama besar
2. Dapur Umum
Sistem makan ini yang biasanya digunakan di Pondok Modern seperti Gontor-Ponorogo, Darunnajah-Jakarta, dan pesantren modern lainnya,Â
Ciri-ciri:
a. terdapat loket pembagian makan
b. terdapat meja dan kursi panjang yang disediakan untuk tempat makan
c. menggunakan kupon makan yang dibagikan sebulan sekali untuk menjaga santri makan dua kali
Kelebihan:Â
biaya makan bulanan terhitung murah, untuk biaya tahun 2016 saja dari dua tempat berbeda Gontor-Ponorogo mematok biaya Rp.310.000(3x sehari@Rp.3.400an) perbulan untuk biaya makan, mungkin ada yang beranggapan, kan kalau jawa apalagi ponorogo, untuk makanan memang murah-murah, tunggu dulu. kita meluncur ke Jakarta, Darunnajah jakarta, tidak berbeda jauh dengan Gontor, Darunnajah hanya mematok biaya Rp.345.000(3x sehari@Rp.3.800). Penyebab biaya murah ini karena menu makanan yang disajikan sangat sederhana, hanya hari-hari tertentu saja yang menunya spesial, itupun paling maksimal ayam goreng atau ikan goreng, ditambah dapur umum ini tidak mengambil keuntungan sama sekali (nirlaba/nonprofit) kecuali gaji karyawan yang masak saja.
karena biayanya murah, maka jarang sekali pesantren dapat komplain atau keluhan dari orangtua santri berkaitan menu makanan ataupun pelayanannya, ditambah pesantren sudah menyediakan alternatif bila ada santri yang ingin meningkatkan kualitas makanannya, bisa dengan membeli lauk pauk saja, atau membeli di warung makan yang telah disediakan pesantren, dua hal inilah yang jadi fokus pesantren untuk menjadi sumber pemasukan pesantren
Membiasakan santri untuk antri, karena pesantren menekankan pendidikan akhlak, apa yang dilakukan santri didalam maupun diluar kelas harus menjadi pendidikan, termasuk dalam makan, budaya antri mutlak ditanamkan.
melatih kepemimpinan santri, pengelola dapur biasanya ditunjuk dari santri atau ustadz pengabdian yang bertugas mengelola keuangan dan membagikan makanan pada santri lain, walaupun tetap ada karyawan yang bertugas memasak dan membeli bahan masakan
Kemudahan mengambilkan makan santri yang sakit, apabila ada santri yang sakit, temannya ataupun piket bisa langsung mengambilkan makan dengan piring santri yang sakit, tanpa takut kehabisan, asalkan datang pada waktunya