Solusi yang bisa diambil adalah melalui jalan diskusi, misalnya bertanya dengan ramah kenapa kurang perhatian? Dan ketika suami menjawab dengan sibuk bekerja, silahkan dipercayai kemudian sampaikan keluh kesah sang istri yang merasa perhatian suami berkurang dengan meminta sang suami agar lebih memperhatikannya walaupun sibuk bekerja, ini akan lebih membuat sang suami mempunyai gambaran yang jelas apa yang harus dilakukan, jangan terpengaruh dengan ‘negatif thinking’ dengan diserang dengan tuduhan perselingkuhan. Yang ditakutkan adalah sang suami yang memang benar sibuk bekerja karena terus dituduh berselingkuh melakukan pelampiasan dengan ‘merealisasikan’ tuduhan istrinya.
Untuk sang suami, ketika sang istri ber’negatif thinking’ padanya, untuk solusinya: silahkan ajak berdiskusi pada sang istri, silahkan Tanya kenapa bersikap tidak bersahabat? Apa keluh kesahnya? Apa yang diinginkan yang harus sang suami lakukan atau suami rubah agar sang istri tidak malah lagi? Kalau jawabannya karena kurang perhatian, jelaskan apa yang terjadi tentang kesibukan bekerjanya, dan berjanji akan merubah sikapnya dan lebih perhatian pada istri. Bukan melampiaskan kasih sayang pada orang lain.
Kesimpulan dari tulisan ini, yang terpenting dalam mengelola konflik rumah tangga adalah jangan sekali-kali menyelesaikannya dengan emosi atau kepala panas! Selesaikan dengan kepala dingin dan dengan jalan diskusi! Terlepas dari itu semua, penulis mengakui masih banyak penyebab perceraian atau persiapan-persiapan pernikahan yang belum penulis ketahui dan tulis. Oleh karena itu penulis memohon maaf bagi yang kurang setuju dengan tulisan penulis,
karena ini hanya sebuah opini yang didasari pengetahuan penulis yang pastinya menimbulkan adanya yang setuju dan adanya yang tidak, silahkan berikan komentar anda sebagai koreksian bagi penulis. Yang benar berasal dari Allah sedangkan yang salah berasal dari diri penulis. Kepada yang telah membaca tulisan ini penulis ucapkan Syukron, jazakumullah khoiron katsiro.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H