2. Perawatan di Panti Asuhan : Pada dekade setelah eksperimen Harlow, metode pengasuhan di panti asuhan berubah. Anak-anak yatim piatu atau yang dirawat di institusi tidak lagi hanya dipenuhi kebutuhannya secara fisik, tetapi juga mendapatkan kontak emosional dan interaksi sosial yang memadai untuk mencegah masalah perkembangan emosional.
3. Kesehatan Mental : Banyak studi dalam psikologi klinis menunjukkan bahwa kurangnya ikatan emosional yang stabil pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan masalah kesehatan mental di kemudian hari, seperti kecemasan, depresi, atau kesulitan dalam membentuk hubungan interpersonal. Terapi untuk individu dengan masalah tersebut sering kali melibatkan perbaikan keterikatan emosional yang hilang di masa kecil.
4. Pendekatan dalam Pendidikan : Di dunia pendidikan modern, pengajar didorong untuk mengembangkan lingkungan belajar yang mendukung secara emosional , di mana siswa merasa nyaman, aman, dan didukung secara sosial dan psikologis. Penekanan pada lingkungan yang “ramah anak” ini berakar dari pemahaman bahwa ikatan emosional dan rasa aman adalah fondasi penting bagi perkembangan kognitif dan sosial.
5. Teknologi dan Robotik : Dalam dunia modern yang semakin terotomatisasi, temuan dari eksperimen ini juga relevan dalam pengembangan robot sosial atau perangkat yang memberikan dukungan emosional, seperti robot untuk lansia atau anak-anak yang membutuhkan dukungan psikologis. Perangkat ini dirancang untuk memberikan interaksi yang penuh kasih sayang dan dukungan emosional, mencerminkan kebutuhan manusia akan kehangatan emosional.
4. Kesimpulan
Eksperimen Surrogate Mother oleh Harlow memberikan kontribusi besar dalam pemahaman tentang pentingnya kasih sayang dan kehangatan dalam perkembangan manusia.
Penemuan ini memiliki aplikasi luas di berbagai bidang, mulai dari pengasuhan anak, kesehatan mental, hingga pengembangan teknologi yang mendukung kesejahteraan emosional.
Harlow telah membuktikan bahwa kebutuhan manusia akan kenyamanan emosional adalah elemen penting dalam membentuk ikatan dan perkembangan sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H