Mohon tunggu...
Dzul Qarnaen edo
Dzul Qarnaen edo Mohon Tunggu... -

nikmat yang paling besar itu bukan harta dan kekuasaan, melainkan "PETUNJUK TUHAN"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Piambang Hanyut

16 Desember 2014   20:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:11 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku bagaikan figura di dinding yang usang
rembulan menangis dicelah pucuk cemara mencari absa
aku terlunglai angan-angan inspirasi ke absahan
bidadari dewi shinta hadir dalam bayangan nitra
adakah mentari penghibur dukaku

Aku yang sedang mengalami kebingungan
dan kebodohan  karna kebodohan yang membawaku
ke dalam kegelapan
Seakan aku terhempas kejurang dan nista
bintang-bintangpun tertawa sinis melihatku
semua nyeloteh buang air ludah kepadaku
aku layaknya sebagai piambang hanyut.

Ombak laut menerjang jiwaku yang kandas atas kemusnahan
hanya dengan imanku dalam bismillah penyejuk bathinku.

Oh. . . .Tuhan berikanla hamba jalan
menuju Insani Kamil  Akhlakul Karimah
kemanusian dan kepribadian yang hidup
dalam sebuah kesucian.
Hingga berakhirnya tubuh yang berasal
dari tanah akan kembali ketanah.

Sumber Foto "yes1111.wordpress.com"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun