Mohon tunggu...
Dzilkhan Kilmi Ayyul Firdaus
Dzilkhan Kilmi Ayyul Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa yang gemar menulis dan membaca jurnal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Bela Negara Dalam Meningkatkan Nasionalisme Mahasiswa Farmasi Di Era Globalisasi

18 Desember 2024   00:55 Diperbarui: 18 Desember 2024   00:55 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
UPLF (Unit Pharmaceutical Leadership Forum)


  • Bela negara adalah usaha pembelaan negara yang dilandasi oleh kecintaan terhadap tanah air (wilayah nusantara) dan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia dengan keyakinan pada Pancasila sebagai dasar negara serta berpijak pada UUD 1945 sebagai konstitusi negara. Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Pasal 27 ayat (3) mengamanatkan bahwa "Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara", Yang artinya bahwa setiap warga negara wajib mengamankan, melindungi, dan membela negara yang mengancam kedaulatan negara dan keutuhan wilayah. Kewajiban bela negara diemban oleh seluruh masyarakat Indonesia berlandaskan Pancasila, Undang--Undang Dasar 1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional.
    Secara etimologi, kata "nasionalisme" berasal dari kata Latin "natio" yang berarti kelahiran, dan kemudian berkembang menjadi kata "nation" dalam bahasa Inggris, Jerman, dan Belanda yang berarti bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nasionalisme diartikan sebagai paham untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang memiliki arti semangat dan kesadaran cinta terhadap tanah air, memelihara kehormatan bangsa, memiliki kebanggaan sebagai penduduk bangsa, serta memiliki rasa solidaritas terhadap sesama bangsa dan negara. Selanjutnya, semangat nasionalisme mendapat kulminasi pada saat Sumpah Pemuda  tahun 1928, yang mengilhami lahirnya konsep bertanah air Indonesia, berbangsa Indonesia dan berbahasa Indonesia.
    Globalisasi telah membawa dampak besar pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pada pola pikir, budaya, dan perilaku masyarakat, terutama generasi muda. Mahasiswa sebagai bagian dari agen perubahan memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan bangsa di tengah tantangan global. Dalam konteks ini, konsep bela negara menjadi sangat relevan untuk meningkatkan rasa nasionalisme mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), yang tidak hanya berperan sebagai akademisi tetapi juga sebagai calon pemimpin bangsa. Sebagai institusi pendidikan berbasis nilai-nilai islam, Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) memiliki peran strategis dalam menanamkan semangat bela negara kepada mahasiswanya. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:
    a.Integrasi Kurikulum Pendidikan Karakter
    Membekali mahasiswa dengan pemahaman tentang sejarah bangsa, Pancasila, dan nilai-nilai keislaman yang relevan dengan tantangan global.
    b.Pelatihan dan Kegiatan Ekstrakurikuler
    Menyelenggarakan pelatihan bela negara, seminar kebangsaan, dan kegiatan kepemudaan yang bertujuan meningkatkan rasa cinta tanah air.
    c.Penguatan Nilai Keislaman dan Kebangsaan
    Mengintegrasikan nilai-nilai Islam dan kebangsaan melalui kegiatan spiritual dan sosial yang memperkuat identitas sebagai warga negara Indonesia yang beriman.
    d.Penggunaan Media Digital Secara Bijak
     Mendorong mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung (Unissula)  untuk menggunakan teknologi secara produktif, seperti membuat konten positif yang mempromosikan budaya Indonesia dan melawan hoaks serta konten negatif.
    Globalisasi memberikan tantangan baru bagi generasi muda, termasuk mahasiswa, yang berada di tengah derasnya arus informasi dan budaya global. Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) sebagai bagian dari generasi intelektual memiliki peran penting dalam menjaga identitas nasional dan berkontribusi untuk bangsa. Dalam konteks ini, bela negara menjadi konsep yang relevan untuk menanamkan dan memperkuat nasionalisme di kalangan mahasiswa, terutama dalam menghadapi tantangan global yang dapat mengancam jati diri bangsa. Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk menjaga kedaulatan, persatuan, dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam konteks mahasiswa farmasi, bela negara bukan hanya dalam bentuk pengabdian militer, tetapi juga dalam wujud pengabdian di bidang kesehatan, penelitian, dan inovasi farmasi yang mendukung kemandirian bangsa dalam sektor kesehatan. Di era globalisasi, nasionalisme sangat penting untuk melindungi budaya, ideologi, dan sumber daya bangsa dari berbagai ancaman eksternal. Mahasiswa farmasi perlu memahami bahwa pengabdian mereka di bidang farmasi merupakan bagian dari bela negara, terutama dalam mendorong Indonesia menjadi negara yang mandiri dalam bidang kesehatan dan farmasi.

Sebagai mahasiswa farmasi, konsep bela negara dapat diimplementasikan melalui beberapa aspek:
1.Mendukung Kemandirian Farmasi Nasional
Mahasiswa farmasi memiliki peran strategis dalam mendorong pengembangan obat dan produk kesehatan berbasis bahan baku lokal. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada produk farmasi impor.
2.Menjaga Integritas Profesi
Nasionalisme mahasiswa farmasi tercermin dalam sikap profesionalisme, kejujuran, dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas, baik di laboratorium, institusi kesehatan, maupun masyarakat.
3.Berperan dalam Edukasi Kesehatan
Sebagai calon apoteker, mahasiswa farmasi dapat menjadi agen perubahan dengan memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat, terutama terkait pemanfaatan obat yang rasional dan pencegahan penyakit.
4.Berpartisipasi dalam Inovasi Global
Mahasiswa farmasi Unissula dapat mengembangkan inovasi berbasis penelitian farmasi yang mencerminkan identitas bangsa, seperti menggunakan bahan herbal lokal yang kaya manfaat.
Globalisasi membawa banyak manfaat, seperti kemajuan teknologi dan kemudahan akses informasi. Namun, globalisasi juga menghadirkan tantangan serius terhadap nasionalisme. Mahasiswa sering kali terpapar oleh budaya asing, pola pikir individualistis, dan materialisme yang dapat mengikis semangat kebangsaan. Dalam konteks farmasi, ketergantungan pada produk farmasi impor menjadi ancaman bagi kemandirian bangsa. Dalam situasi ini, penting bagi mahasiswa untuk memiliki kesadaran bela negara agar dapat menyeimbangkan antara keterbukaan global dengan pelestarian nilai-nilai lokal. Bela negara menjadi landasan untuk mempertahankan identitas kebangsaan di tengah arus globalisasi.
Berikut beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan oleh mahasiswa farmasi Unissula untuk mengintegrasikan bela negara dalam kehidupan mereka:
1.Penguatan Pendidikan Kebangsaan; mata kuliah atau program pelatihan yang menanamkan nilai-nilai Pancasila, sejarah perjuangan bangsa, dan wawasan kebangsaan perlu diintegrasikan dengan kurikulum farmasi. Hal ini akan memperkaya pemahaman mahasiswa tentang pentingnya kontribusi mereka untuk bangsa.
2.Inovasi dalam Riset Farmasi; Mahasiswa farmasi dapat terlibat dalam penelitian yang berbasis sumber daya alam lokal, seperti pengembangan obat herbal atau fitofarmaka. Selain meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global, langkah ini juga merupakan wujud bela negara.
3.Kegiatan Sosial yang Berorientasi Nasionalisme; program seperti pengabdian masyarakat, edukasi penggunaan obat yang rasional, atau kampanye kesehatan berbasis lokal dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.
4.Pemanfaatan Teknologi Secara Positif; Mahasiswa farmasi dapat menggunakan platform digital untuk menyebarkan informasi kesehatan yang relevan dan mempromosikan kemandirian farmasi nasional. Media sosial dapat menjadi alat untuk memperkuat nasionalisme di kalangan generasi muda.

Kunjungan mahasiswa Farmasi Universitas Islam Sultan Agung ( Unissula) B2P2TOOT di Tawangamangu dapat menjadi wujud nyata bela negara bagi mahasiswa farmasi, karena melalui kegiatan ini mereka dapat memahami proses produksi obat-obatan dalam negeri, mendorong kemandirian farmasi nasional, dan mengapresiasi peran industri lokal dalam menjaga ketahanan kesehatan bangsa.

UPLF (Unit Pharmaceutical Leadership Forum)
UPLF (Unit Pharmaceutical Leadership Forum)

Mahasiswa Farmasi Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) yang terlibat dalam kegiatan UPLF (Unit Pharmaceutical Leadership Forum) dapat menunjukkan semangat bela negara melalui inovasi dan tanggung jawab dlam memastikan mutu pelayanan farmasi yang mendukung kemandirian bangsa di bidang Kesehatan. Seorang pemimpin yang memiliki semangat bela negara akan selalu mengutamakan kepentingan bersama, menjaga integritas, dan berkontribusi aktif dalam membangun masyarakat yang berdaya dan mandiri. Melalui kepemimpinan yang berlandaskan nilai bela negara, kegiatan UPLF dapat menjadi sarana strategis untuk mendukung riset farmasi berbasis bahan lokal yang memperkuat ketahanan kesehatan nasional.

Upaya Meningkatkan Nasionalisme Mahasiswa Farmasi melalui Bela Negara:
1.Integrasi Nilai Bela Negara dalam Kurikulum
Kurikulum farmasi dapat mengintegrasikan nilai-nilai bela negara melalui mata kuliah atau modul yang membahas etika profesi, wawasan kebangsaan, dan kontribusi farmasi untuk kemandirian nasional.
2.Kegiatan Ekstrakurikuler Bertema Kebangsaan
Fakultas Farmasi dapat menyelenggarakan kegiatan seperti seminar tentang kemandirian obat nasional, pelatihan bela negara, atau kegiatan sosial yang mempromosikan kesehatan masyarakat.
3.Kolaborasi dengan Pemerintah dan Industri
Mahasiswa farmasi dapat dilibatkan dalam program-program nasional seperti penelitian herbal lokal, pengembangan vaksin, atau kampanye kesehatan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
4.Pemanfaatan Media Digital
Mahasiswa farmasi dapat memanfaatkan media digital untuk mempromosikan kesehatan dan membangun kesadaran tentang pentingnya nasionalisme di bidang farmasi.
Bela negara bukan hanya tanggung jawab militer, tetapi juga tanggung jawab seluruh elemen masyarakat, termasuk mahasiswa farmasi. Melalui pemahaman yang mendalam tentang bela negara, mahasiswa Farmasi Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) dapat menjadi garda terdepan dalam meningkatkan nasionalisme, sekaligus berkontribusi pada pembangunan bangsa, khususnya dalam sektor farmasi dan kesehatan. Dengan semangat bela negara, mahasiswa farmasi mampu menjadi agen perubahan yang berdaya saing global namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun