Â
[*suasana semaking tegang* Dodo yang merasa tertantang dan penuh amarah melakukan segala cara untuk menyamakan kedudukan, bahkan hingga melukai Pesi]
Pesi: (teriak kencang) AAAAKKKKKK!!!!!, kenapa kamu memukulku Dodo? Katanya ingin kita bersaing secara sehat? *darah bercucuran keluar dari hidung pesi*
[seketika Dodo tersadar sekaligus terkejut dengan apa yang ia perbuat. Hal ini membuat dirinya sangat merasa bersalah kepada Pesi. Pesi yang tersadar hidungnya bercucuran darah, langsung bergegas pulang ke rumahnya untuk mengobati luka di hidungnya]
[Keesokan harinya... Dodo datang ke rumah Pesi untuk mengecek keadaan pesi]
Dodo: Selamat pagi bu, apakah Pesi ada di dalam?
Ibu Pesi: Ada, nak dodo. Sini masuk....
[sesampai di kamar pesi ia hanya bisa meratapi pesi yang hidungnya penuh dengan bekas kapas]
Dodo: (wajah muram) pesi.......
Pesi: Tak apa do, kemarin memang salah ku juga memancing emosi mu, tak seharusnya ak mengeluarkan kata-kata provokasi yang memancing kemarahanmu
Dodo: Maafkan aku ya Pes, ku tidak akan mengulanginya lagi sampai kapan pun