Dampaknya memang tidak seberapa, tetapi menurut ku ini cukup untuk menutupi kebutuhan lainya. Jika ini terjadi diberbagai wilayah dengan potensi sumber daya yang berbeda, maka bisa diibaratkan seperti percikan api, walaupun kecil jika terdapaat dibeberapa titik bisa menjadi besar, dan mampu membakar yang namanya krisis ekonomi.
Tak lupa ingatan kita pada saat krisis 98, yang mampu berdiri tegak sebagai penopang ekonomi bangsa adalah UMKM. Pelaku usaha besar terseok-seok, bahkan tersungkur jatuh tak berdaya.Â
Kebergantungan terhadap barang impor menjadikan mereka tertunduk lesu, tak bisa bangkit. Produksi lemah, pertumbuhan ekonomi mandek, berat untuk berjalan sekalipun merangkak.
Dimomentum HUT ke-75 RI ini, sebuah logo love yang didalamnya terdapat dua jempol yang saaling berlawanan dengan tulisan Bangga Buatan Indonesia dibawahnya, mengingatkan kepada kita bahwa kita harus bangga terhadap produk lokal. Kesadaran bersaama harus dimulai untuk melirik dan mendukung mereka yang berjuang dalam memasarkan produk UMKM.Â
Justru merekalah sejatinya pahlawan negara saat ini. Kini aku baru sadar ternyata menjadi pahlawan negara saat ini tidak mesti pandai bercakap tentang pancasila di media, cukup dengan berwirausaha dan membeli produk lokal bagiku mereka sudah menjadi bagian dari pahlawan bagi negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H