Mohon tunggu...
Dzikra Alya
Dzikra Alya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

seorang mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pendidikan Seksual di Zaman Remaja

18 Juni 2023   01:18 Diperbarui: 18 Juni 2023   15:46 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan Seksual adalah proses penyampaian pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang berkaitan dengan seksualitas manusia. Tujuan utama pendidikan seksual adalah memberikan informasi yang akurat, mempromosikan pemahaman yang sehat tentang tubuh, hubungan, seksualitas, dan membangun sikap yang bertanggung jawab terkait kehidupan seksual.

Pendidikan seksual sangat penting di zaman remaja, karena membekali remaja dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan seksual yang sehat, aman, dan bertanggung jawab.

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa pendidikan seksual penting di zaman remaja:

1. Informasi yang akurat: Pendidikan seksual yang efektif memberikan informasi yang akurat dan terkini tentang tubuh, reproduksi, hubungan antar pribadi, seksualitas, serta metode pengendalian kehamilan dan penyakit menular seksual. Dengan pengetahuan yang tepat, remaja dapat membuat keputusan yang informan dan menghindari risiko seperti kehamilan yang tidak diinginkan atau penularan penyakit menular seksual.

2. Kesadaran tentang hak-hak seksual: Pendidikan seksual membantu remaja memahami hak-hak seksual mereka, termasuk hak untuk memilih, memberikan persetujuan, dan menetapkan batasan dalam hubungan seksual. Remaja perlu memahami bahwa mereka berhak mengatakan "tidak" jika mereka tidak nyaman atau tidak siap untuk melakukan hubungan seksual.

3. Pencegahan penyakit dan kehamilan yang tidak diinginkan: Dengan pendidikan seksual yang baik, remaja dapat mempelajari tentang metode pengendalian kehamilan seperti penggunaan kondom atau kontrasepsi hormonal. Mereka juga dapat memahami pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan tes penyakit menular seksual. Hal ini membantu mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan penyebaran penyakit menular seksual.

4. Pembangunan hubungan sehat: Pendidikan seksual tidak hanya tentang aspek fisik, tetapi juga melibatkan pembangunan hubungan yang sehat dan saling menghormati. Remaja perlu memahami pentingnya komunikasi yang jujur, persetujuan yang saling diberikan, dan respek terhadap pasangan mereka. Ini membantu mengurangi risiko kekerasan dalam hubungan dan penyalahgunaan seksual.

5. Penanganan stereotip dan tekanan sosial: Pendidikan seksual dapat membantu remaja memahami dan mengatasi stereotip gender yang berhubungan dengan seksualitas. Hal ini penting untuk membantu remaja mengembangkan citra diri yang positif dan menghormati perbedaan. Pendidikan seksual juga membantu mereka mengenali tekanan sosial terkait dengan hubungan seksual dan memperkuat kemampuan mereka dalam mengambil keputusan yang tepat bagi diri mereka sendiri.

6. Kesehatan mental dan emosional: Pendidikan seksual yang komprehensif juga mencakup aspek kesehatan mental dan emosional. Remaja perlu memahami bagaimana seksualitas mereka terkait dengan perkembangan emosional mereka. Pendidikan seksual yang baik mengajarkan mereka tentang cinta, hubungan sehat, rasa hormat, dan memperkuat kemandirian mereka dalam mengambil keputusan yang baik untuk diri mereka sendiri.

Dampak jika remaja tidak diberikan Pendidikan Seksual

Jika remaja tidak diberikan bekal tentang pendidikan seksual, dapat timbul beberapa dampak negatif, antara lain:


1. Informasi yang salah atau tidak akurat: Remaja yang tidak mendapatkan pendidikan seksual yang baik cenderung mencari informasi tentang seks dari sumber yang tidak dapat dipercaya, seperti teman sebaya atau internet. Hal ini dapat mengakibatkan penyebaran informasi yang salah atau tidak akurat tentang tubuh, kesehatan seksual, dan kontrasepsi. Informasi yang salah dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan emosional remaja.

2. Peningkatan risiko penyakit menular seksual (PMS): Kurangnya pemahaman tentang penggunaan kondom, praktik seks aman, dan pengetahuan tentang PMS dapat meningkatkan risiko remaja terkena infeksi PMS, seperti HIV/AIDS, sifilis, atau gonore. Pendidikan seksual yang baik dan komprehensif dapat membantu remaja memahami pentingnya menjaga kesehatan seksual mereka sendiri dan mengurangi risiko penularan penyakit.

3. Kehamilan remaja yang tidak direncanakan: Tanpa pengetahuan tentang kontrasepsi, remaja yang aktif secara seksual berisiko tinggi mengalami kehamilan yang tidak direncanakan. Kehamilan remaja dapat memiliki dampak yang serius pada pendidikan, kesejahteraan emosional, dan perkembangan sosial remaja tersebut.

4. Penyalahgunaan seksual dan kekerasan: Kurangnya pemahaman tentang persetujuan, batas pribadi, dan hubungan yang sehat dapat meningkatkan risiko remaja mengalami penyalahgunaan seksual atau kekerasan seksual. Pendidikan seksual yang baik dapat membantu remaja mengenali tanda-tanda penyalahgunaan dan kekerasan serta memberi mereka alat untuk melindungi diri sendiri.

5. Kurangnya pengambilan keputusan yang bertanggung jawab: Tanpa pendidikan seksual yang memadai, remaja mungkin tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk membuat keputusan seksual yang bertanggung jawab. Hal ini dapat berdampak negatif pada kehidupan mereka, seperti terlibat dalam aktivitas seksual yang tidak aman atau tidak siap.

Penting untuk memberikan pendidikan seksual yang komprehensif kepada remaja agar mereka memiliki pengetahuan yang akurat, kemampuan pengambilan keputusan yang baik, dan keterampilan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan seksual mereka.

Cara melakukan Pendidikan Seksual terhadap Remaja

Pendidikan seksual pada remaja dapat dilakukan melalui berbagai cara dan melibatkan berbagai pihak, termasuk:


1. Pendidikan di sekolah: Sekolah dapat menyediakan program pendidikan seksual yang terintegrasi dalam kurikulum. Materi yang diajarkan harus mencakup pengetahuan tentang tubuh, reproduksi, kontrasepsi, infeksi menular seksual, persetujuan, hubungan sehat, dan keterampilan komunikasi yang baik. Penting juga untuk mempromosikan kesetaraan gender dan memerangi stereotip yang merugikan.

2. Pelatihan bagi guru dan konselor: Guru dan konselor perlu mendapatkan pelatihan yang memadai tentang pendidikan seksual agar mereka dapat memberikan informasi yang akurat dan mendukung remaja dalam hal seksualitas mereka. Pelatihan ini juga dapat membantu mereka mengatasi ketidaknyamanan pribadi dalam membahas topik seksualitas.

3. Bahan edukatif: Pengembangan materi pendidikan seksual yang sesuai dengan usia remaja dan mudah dipahami sangat penting. Bahan tersebut dapat berupa buku, brosur, pamflet, video, atau sumber daya online. Pastikan bahan tersebut berisi informasi yang akurat, berbasis bukti, dan mencakup berbagai aspek seksualitas.

4. Pembicara tamu dan program luar: Mengundang ahli atau tenaga kesehatan yang terlatih untuk memberikan ceramah atau diskusi kepada remaja dapat menjadi cara yang efektif untuk memberikan informasi tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi. Program-program luar sekolah, seperti klinik kesehatan remaja atau organisasi non-pemerintah, juga dapat menyediakan layanan dan pendidikan seksual kepada remaja.

5. Peran orang tua: Orang tua memainkan peran penting dalam pendidikan seksual remaja. Mereka harus membuka komunikasi dengan anak-anak mereka tentang seksualitas, memberikan informasi yang akurat, dan memberikan dukungan emosional. Orang tua juga dapat mencari sumber daya dan buku tentang pendidikan seksual untuk membantu mereka memahami dan mendiskusikan topik ini dengan anak-anak mereka.

6. Pendidikan seksual dalam komunitas: Organisasi masyarakat, seperti pusat kesehatan, pusat pemuda, atau kelompok masyarakat lainnya, dapat menyelenggarakan program pendidikan seksual yang mencakup remaja. Ini dapat berupa lokakarya, kelompok diskusi, atau kegiatan komunitas lainnya yang membantu remaja memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.

Pendidikan seksual yang efektif haruslah komprehensif, menyediakan informasi yang akurat dan berbasis bukti, dan mempromosikan pemahaman yang sehat tentang seksualitas. Hal ini membantu remaja dalam membuat keputusan yang baik, menjaga kesehatan seksual, dan membentuk hubungan yang saling menghormati.

Dalam keseluruhan, pendidikan seksual memberikan remaja sebuah bekal ilmu yang mereka butuhkan untuk menjalani kehidupan seksual yang sehat, aman, dan bertanggung jawab. Melalui pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibangun melalui pendidikan seksual, remaja dapat mengambil keputusan yang baik, mengurangi risiko, dan meningkatkan kualitas hidup mereka dalam hal seksualitas dan hubungan interpersonal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun