Mohon tunggu...
Dzeeckril
Dzeeckril Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai! Saya Dzeeck. Saya suka menulis beberapa hal yang muncul dikepala saya.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Permasalahan Nuklir di Semenanjung Korea: Perdamaian di Waktu Kita?

15 September 2024   19:44 Diperbarui: 15 September 2024   19:55 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini adalah fakta yang diketahui secara umum dunia internasional bahwa Korea Utara adalah negara yang mempunyai kemampuan meluncurkan nuklir sama seperti negara super power lainnya. Menggunakan fakta ini kita bisa mengatakan bahwa adanya nuklir di Korea Utara bisa mengancam Semenanjung Korea dan dunia. Pertanyaannya akan datang mengenai bagaimana kita menjaga perdamaian dunia jika ada Korea Utara yang mempunyai senjata nuklir di Semenanjung Korea.

Salah satu jawaban yang diajukan adalah penyatuan Semenanjung Korea dalam satu bendera, dari keduanya kita bisa menganggap bahwa Korea Selatan jauh lebih baik daripada Korea Utara. Demi menyelesaikan perdebatan siapa yang baik dan buruk, kita akan mengatakan bahwa Korea Utara adalah yang buruk.

Korea dianggap negara yang buruk karena agresif mereka dalam menunjukkan senjata nuklir yang mereka punya akan tetapi kita bisa melihat Mengapa mereka mempunyai senjata nuklir ini. Korea Utara tidak ingin ditekan oleh negara lain walaupun mayoritas dunia sudah mengembargo negara Korea Utara. Mengapa Korea Utara merasa ditekan? ini bisa dijawab dengan sejarah Amerika dan Korea Selatan yang menginginkan penyatuan Korea Utara dan Selatan. Agenda ini membawa sebuah pertanyaan bagi dunia. Apa akan perdamaian untuk dunia karena nuklir korea?

Pertanyaan mengenai ancaman perdamaian dunia karena Korea Utara terletak pada pertanyaan ‘apakah ada kepentingan unifikasi atau agresi di Semenanjung Korea?’. Pemimpin Korea Utara Kim-Jong Un menyatakan bahwa Korea Utara menyetujui bahwa Korea terbelah menjadi dua dan masing-masing bisa hidup bersamaan.

Preposisi dimana Korea utara saat ini berbahaya karena nuklirnya adalah tidak tepat sepenuhnya. Jika kita mengatakan bahwa negara yang mempunyai nuklir dan agresif adalah berbahaya, maka hampir dari seluruh negara yang mempunyai nuklir adalah negara yang mampu mengisi dunia dengan peti mati. Keprihatinan akan nuklir ini bukanlah hal pertama kali yang kita lihat, dan ancaman seperti ini timbul bukan karena Korea Utara saja. 

Kita mengetahui bahwa ada negara yang kita takuti karena nuklirnya, seperti Korea Utara. Sekarang ada negara lain yang kita bicarakan bahwa mereka bisa saja memakai nuklir mereka, Rusia adalah contohnya. Kita tahu bahwa Rusia belakangan ini saat konflik dengan Ukraina, Rusia sering dibicarakan negara lain atau politisi mereka sendiri bahwa mereka bisa saja meluncurkan nuklir mereka jika terasa terancam. Apakah kalian melihat sebuah pola dicontoh ini? ketika sebuah negara tidak diancam dan merasa aman maka omongan mengenai senjata nuklir mereka tidak akan diangkat sebagaimana berbahayanya mereka. Kapan kalian terakhir kali merasa terancam oleh Amerika karena mereka mempunyai nuklir? Sehari yang lalu? Sebulan yang lalu? Atau setahun yang lalu? Selama tidak ada negara yang mengancam maka negara itu tidak akan mengangkat bahan bahasan mengenai nuklir.  pada saat ini kita mengerti bahwa Korea Utara merasa terancam.

Korea Utara menyatakan bahwa mereka tidak tertarik menyatukan Korea. pandangan ini bertolak belakang dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat yang sampai saat ini menekan Korea Utara agar mereka akhirnya pecah kepercayaan diri mereka sendiri. Korea Utara mempunyai kemungkinan besar untuk tidak melucuti nuklir mereka yang bisa menjaga dari Amerika (kita bisa lihat contoh dari pelajaran pelucutan Nuklir Libya). Jika kita ingin Korea Utara untuk tidak memainkan nuklir mereka, hal yang terbaik untuk seluruh dunia lakukan adalah untuk tidak melakukan gerakan agresif padanya. 

Kita bisa katakan bahwa Korea Selatan telah menjadi negara dunia pertama, kita juga bisa mengatakan bahwa Amerika Serikat mempunyai influensi yang meluas di seluruh dunia. kita tidak menginginkan sebuah konflik baru terjadi di Semenanjung Korea setelah kita mempelajari ekspansi influensi Amerika di Ukraina kita mengetahui apa hasil dari gerakan luasan tersebut. Amerika tidak perlu meluaskan influensinya lagi.  jika Semenanjung Korea berakhir seperti apa yang terjadi di Ukraina dan Rusia maka efek dari perang itu akan membawa efek ke seluruh dunia. Kita bisa melihat bagusnya dari Amerika dan Korea Selatan yang ingin menyatukan Korea Utara dan Selatan yang bisa saja kita katakan karena kesenjangan atau buruknya kehidupan di Korea Utara.

Satu-satunya cara untuk kejahatan menang adalah dengan mereka yang baik tidak melakukan apa pun. Akan tetapi jika yang jahat mempunyai abilitas untuk menghapuskan beberapa bagian dari dunia jika terancam, mungkin tidak ada lagi orang baik dan jahat untuk tinggal lagi di dunia ini. Korea Utara tidak mempunyai apapun untuk dirugikan, dan itu berbahaya. Banyak orang yang menderita di Korea Utara, tetapi kita tidak ingin setengah dunia untuk ikut menderita juga. Korea Utara terima akan adanya dua Korea, mungkin Amerika bisa memperbaiki hubungan dua negara seperti bagaimana Amerika menormalisir hubungan mereka dengan Cina balik di perang dingin. Memakai pandangan ini, kita bisa meraih perdamaian di waktu kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun