Meski demikian, Pak Pong dan keluarganya tetap menjaga kualitas dan cita rasa satenya, tanpa terpengaruh oleh jumlah pengunjung yang semakin banyak. Mereka tetap menggunakan daging kambing muda pilihan yang dipasok dari peternak lokal, serta menjaga kebersihan dan kualitas dalam setiap proses pembuatan sate.
Sate Klathak Pak Pong bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga merupakan bagian dari tradisi kuliner yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Keunikan rasanya, cara penyajiannya yang sederhana, serta ketelatenan dalam memasak membuat sate klathak menjadi salah satu kuliner legendaris yang tidak lekang oleh waktu. Bagi siapa pun yang berkunjung ke Yogyakarta, mencicipi sate klathak Pak Pong adalah sebuah pengalaman kuliner yang tak boleh dilewatkan, karena di balik setiap tusukan sate, terdapat cerita tentang rasa, tradisi, dan keramahtamahan masyarakat Yogyakarta yang tak pernah pudar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H