Mohon tunggu...
Dzaky Praja
Dzaky Praja Mohon Tunggu... -

mundur ?\r\nbukan sebuah pilihan untuk reformis sejati ..\r\npilihan kami adalah ... LAWAN !!!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Biarkan Persikubar Membayar Denda FIFA

21 Februari 2014   21:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:35 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

FIFA Jatuhi Persebaya Denda dan Pengurangan Poin.

Itulah headline-headline panas di media-media termasuk kanal bola tercinta ini menyangkut hukuman yang dijatuhkan FIFA kepada klub paling seksi di negeri ini, yaitu Persebaya Surabaya.

Logikanya jika seseorang menerima hukuman, maka orang tersebut akan serta merta terkejut dan kecewa bahkan mungkin akan langsung melakukan protes. Tapi ini justru terbalik, sebuah klub yang mengaku sebagai Persebaya begitu genitnya menerima lapang dada hukuman tersebut tanpa mencoba melakukan banding atau protes.

Begitu genitnya bahkan pengurusnya sampai memberikan statemen akan menanggung dosa pengurus Persebaya yang mendapat hukuman tersebut. Kalau sudah begitu, silahkan masuk neraka dengan sukarela karena statemen sembrono tersebut.

Baiklah, tak perlu panjang lebar karena mungkin akan membingungkan bagi sebagian orang yang setiap hari memuja muji idolanya di (K)PSSI, saya akan sedikit mengotak atik kemungkinan yang terjadi terkait hukuman yang dijatuhkan FIFA tersebut.

Menurut terawangan batin saya, ada dua kemungkinan yang terjadi terkait isu hukuman FIFA yang ditujukan kepada Persebaya Surabaya, semua kembali kepada bentuk kontrak antara Serge Ngankou Elongo dan Persebaya.

Kontrak Antara Badan Hukum dan Pemain

Kemungkinan pertama, jika dalam kontrak tersebut Persebaya menggunakan badan hukum baik itu PT. PI maupun PT. PPI dalam mengikat kontrak dengan Serge Ngankou Elongo, maka hal ini bisa dijadikan senjata baru bagi Persebaya 1927 dalam memperoleh legalitas yang selama ini dirampas oleh Persikubar.

Berarti dengan menghukum Persebaya maka FIFA secara tidak langsung mengakui legalitas Persebaya yang mengontrak Serge, yaitu Persebaya dengan PT. PI/PT. PPI atau Persebaya 1927.

Biarkan Persikubar membayar denda tersebut karena justru hal tersebut akan membuka ketertutupan berita yang diterima FIFA mengenai dualisme Persebaya. Dengan begitu FIFA akan mengetahui bahwa klub yang membayar dan menerima hukuman tersebut bukanlah klub yang mengontrak Serge, karena klub yang mengontrak Serge sedang tidak mengikuti kompetisi di bawah yuridiksi FIFA.

Momentum inilah yang akan dipertanyakan oleh FIFA kepada (K)PSSI yang telah meneruskan produk hukuman FIFA kepada klub yang bukan semestinya menerima hukuman tersebut. Ini akan mempermalukan FIFA yang telah mengeluarkan 'hukuman resmi' kepada klub yang tidak diakui keanggotaannya oleh federasi dibawahnya.

Inilah yang mungkin terjadi jika syarat-syarat kontrak tersebut benar-benar sesuai dengan syarat diatas.

Kontrak Antara Pengurus dan Pemain

Namun jika ternyata dalam kontrak tersebut Persebaya hanya menggunakan nama klub atau bahkan nama pribadi pengurus klub, maka inilah pukulan telak selanjutnya yang akan diterima Persebaya 1927 karena kecerobohan pengurusnya.

Dalam hal kontrak tersebut, maka Persebaya 1927 akan semakin sulit mendapatkan pengakuan dari FIFA terkait hukuman yang ditujukan kepada Persebaya karena tidak ada bunyi kontrak yang menyebutkan PT. PI maupun PT. PPI dalam kontrak dengan Serge Ngankou. Dan FIFA mungkin tetap menganggap Persikubar sebagai Persebaya sebagaimana informasi yang mereka terima selama ini.

Poin inilah yang saya kawatirkan menjadi bumerang bagi Persebaya 1927 mengingat pengelolaan klub-klub profesional di Indonesia yang tidak profesional. Banyak pengurus klub-klub yang begitu menyepelekan hitam diatas putih hanya karena menghindari tuntutan dikemudian hari.

Jika ini terjadi saya berharap kepada pengurus Persebaya 1927 dan boneknya untuk tidak menyerah dan tetap memperjuangkan hak-haknya dengan elegan sebagaimana selama ini telah mereka tempuh. Tetap mematuhi aturan dan hukum sekaligus mencari celah baru untuk menunjukkan kepada publik bahwa yang benar itu adalah benar.

Nah kawan, hanya sedikit spekulasi dari hasil khayalan tingkat tinggi, tak perlu berlebihan menanggapi bahkan sampai harus menyajikan sirkus yang mempecundangi diri. Toh kebenaran akan mudah membuka diri jika didorong oleh semangat, kesabaran dan ... LAWAN !!!

---

@dzakypraja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun