FIFA Jatuhi Persebaya Denda dan Pengurangan Poin.
Itulah headline-headline panas di media-media termasuk kanal bola tercinta ini menyangkut hukuman yang dijatuhkan FIFA kepada klub paling seksi di negeri ini, yaitu Persebaya Surabaya.
Logikanya jika seseorang menerima hukuman, maka orang tersebut akan serta merta terkejut dan kecewa bahkan mungkin akan langsung melakukan protes. Tapi ini justru terbalik, sebuah klub yang mengaku sebagai Persebaya begitu genitnya menerima lapang dada hukuman tersebut tanpa mencoba melakukan banding atau protes.
Begitu genitnya bahkan pengurusnya sampai memberikan statemen akan menanggung dosa pengurus Persebaya yang mendapat hukuman tersebut. Kalau sudah begitu, silahkan masuk neraka dengan sukarela karena statemen sembrono tersebut.
Baiklah, tak perlu panjang lebar karena mungkin akan membingungkan bagi sebagian orang yang setiap hari memuja muji idolanya di (K)PSSI, saya akan sedikit mengotak atik kemungkinan yang terjadi terkait hukuman yang dijatuhkan FIFA tersebut.
Menurut terawangan batin saya, ada dua kemungkinan yang terjadi terkait isu hukuman FIFA yang ditujukan kepada Persebaya Surabaya, semua kembali kepada bentuk kontrak antara Serge Ngankou Elongo dan Persebaya.
Kontrak Antara Badan Hukum dan Pemain
Kemungkinan pertama, jika dalam kontrak tersebut Persebaya menggunakan badan hukum baik itu PT. PI maupun PT. PPI dalam mengikat kontrak dengan Serge Ngankou Elongo, maka hal ini bisa dijadikan senjata baru bagi Persebaya 1927 dalam memperoleh legalitas yang selama ini dirampas oleh Persikubar.
Berarti dengan menghukum Persebaya maka FIFA secara tidak langsung mengakui legalitas Persebaya yang mengontrak Serge, yaitu Persebaya dengan PT. PI/PT. PPI atau Persebaya 1927.
Biarkan Persikubar membayar denda tersebut karena justru hal tersebut akan membuka ketertutupan berita yang diterima FIFA mengenai dualisme Persebaya. Dengan begitu FIFA akan mengetahui bahwa klub yang membayar dan menerima hukuman tersebut bukanlah klub yang mengontrak Serge, karena klub yang mengontrak Serge sedang tidak mengikuti kompetisi di bawah yuridiksi FIFA.
Momentum inilah yang akan dipertanyakan oleh FIFA kepada (K)PSSI yang telah meneruskan produk hukuman FIFA kepada klub yang bukan semestinya menerima hukuman tersebut. Ini akan mempermalukan FIFA yang telah mengeluarkan 'hukuman resmi' kepada klub yang tidak diakui keanggotaannya oleh federasi dibawahnya.