Mohon tunggu...
Dzakwan Ariqah
Dzakwan Ariqah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

Senang menulis kalau gabut

Selanjutnya

Tutup

Humor

Dikhianati Otomatis

29 Januari 2025   15:41 Diperbarui: 29 Januari 2025   15:44 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustasi. Sumber: Meta AI


Sebagai seorang penulis, saya punya satu kebiasaan buruk yaitu terlalu percaya pada fitur "Auto Correct" dan "Auto Save." Saya pikir mereka adalah penyelamat hidup saya saat menulis. Sampai suatu hari, mereka berkhianat.

Hari itu, saya sedang menulis artikel yang ingin Saya kirim ke salah satu penerbit koran di daerah saya. Saya duduk dengan penuh percaya diri, jari-jari menari di keyboard seperti pianis kelas dunia. Saya menulis dengan cepat, tidak takut salah ketik, karena saya tahu Auto Correct pasti akan membenarkan semuanya.

Hasilnya?  

- Kata "bisa" berubah jadi "bisul"  
- "Aman" berubah jadi "ayam"  
- "Sangat penting" berubah jadi "sangat pentil"  


Dan saya? Tidak sadar sama sekali.

Lebih parahnya lagi, saya langsung mengirimkan artikel itu ke editor tanpa cek ulang. Lima menit kemudian, editor menelepon saya sambil tertawa terbahak-bahak.  

"Mas, ini serius? Menulis itu ayam untuk perkembangan otak? Terus, kalau ingin sukses, kita harus tetap bisul sukses dalam menghadapi tantangan?"

Saya langsung panik. Buka laptop. Baca ulang tulisan saya. Astaga. Ini bukan artikel, ini horor.

Tapi itu belum seberapa. Masih ada Auto Save, si penghancur harapan.  

Setelah kejadian di atas, saya belajar dari kesalahan. Saya harus cek ulang tulisan sebelum dikirim. Jadi, suatu hari, saya menulis artikel panjang, penuh riset, penuh emosi. Setelah berjam-jam, saya merasa puas dan siap menyimpannya.  

Saya tekan tombol SAVE.

Tiba-tiba, listrik mati.  

Saya menjerit seperti karakter utama di drama Korea. Tapi saya ingat, TENANG! Ada Auto Save!

Saat listrik nyala, saya buru-buru buka file itu.  

Ternyata yang tersimpan cuma judulnya doang.

Saya diam. Merenung. Menghitung dosa-dosa saya di masa lalu. Lalu, saya menyimpulkan satu hal yaitu:

Jangan percaya 100% sama teknologi. Percayalah pada kebiasaan manual: cek ulang, simpan dengan benar, dan kalau perlu, salin ke lima tempat berbeda.

Karena kalau tidak, besok-besok, bisa saja saya secara tidak sengaja menulis artikel berjudul:  

"Cara agar Bisul Hidup Ayam dalam Kehidupan yang Pentil."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun