Tantangan lainnya adalah keterbatasan fasilitas. Tidak semua sekolah memiliki ruang yang memadai untuk mendukung program tidur siang, khusunya pada sekolah yang memiliki ruang kelas yang relatif kecil. Lebih lanjut, di sekolah dengan jumlah siswa yang besar, menciptakan suasana yang tenang untuk tidur siang bisa menjadi pekerjaan yang sulit. Namun, tantangan ini dapat diatasi dengan kreativitas, seperti memanfaatkan ruang kelas yang ada seefektif dam efisien mungkin serta mengatur jadwal secara bergantian.
Meskipun memiliki tantangan, program tidur siang di sekolah tetap menjadi langkah yang layak dicoba. Manfaatnya yang besar, mulai dari peningkatan konsentrasi hingga perbaikan suasana hati, jauh lebih signifikan dibandingkan risikonya. Dengan perencanaan yang matang, tidur siang dapat menjadi bagian dari rutinitas sekolah yang mendukung kesehatan fisik dan mental siswa.
Lebih dari itu, program ini juga mengajarkan siswa tentang pentingnya keseimbangan hidup. Di era yang serba cepat ini, di mana tekanan akademik sering kali menjadi beban yang terlalu berat bagi siswa, tidur siang memberikan pelajaran penting bahwa istirahat bukanlah kemewahan, tetapi kebutuhan dan hak tubuh yang harus di penuhi. Dengan istirahat yang cukup, siswa dapat belajar lebih baik, tumbuh lebih sehat, dan menjadi pribadi yang lebih seimbang.
Jika lebih banyak sekolah berani mengadopsi program ini, kita mungkin akan melihat perubahan besar dalam dunia pendidikan. Tidak hanya dari segi prestasi akademik, tetapi juga dalam membangun generasi yang lebih sehat secara fisik dan mental. Tidur siang mungkin terlihat sederhana, tetapi dampaknya bisa begitu besar. Kini, tinggal bagaimana kita memandang dan memanfaatkan inovasi tidur siang ini untuk kebaikan bersama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI