Mohon tunggu...
Dzakwan Ariqah
Dzakwan Ariqah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

Senang menulis kalau gabut

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengembalikan Energi Siswa: Inovasi Tidur Siang di Dunia Pendidikan

25 Januari 2025   00:05 Diperbarui: 25 Januari 2025   05:11 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Julianus Palermo / ngopibareng.id

Siapa sangka bahwa sesuatu yang sederhana seperti tidur siang ternyata bisa menjadi solusi besar dalam dunia pendidikan? Sebuah SMP di Surabaya, Jawa Timur telah mengambil langkah berani dengan menguji coba program tidur siang di sekolah. Langkah ini langsung menjadi perbincangan, tak hanya di kalangan pendidik, tetapi juga masyarakat luas. Tidur siang mungkin terdengar remeh, namun program ini menyimpan potensi luar biasa untuk memperbaiki kesejahteraan siswa, baik secara akademik, emosional, maupun fisik. Pertanyaannya, mengapa tidur siang dibutuhkan?

Kita semua tahu bahwa kehidupan siswa sekolah tidak mudah. Dari pagi hingga sore, siswa dihadapkan pada jadwal belajar yang padat, diselingi kegiatan ekstrakurikuler, dan diakhiri dengan pekerjaan rumah. Banyak dari mereka kelelahan di tengah hari, tetapi mereka dipaksa terus fokus hingga bel pulang berbunyi. Tidak heran jika konsentrasi dan motivasi mereka menurun pada jam-jam siang.

Tidur siang di sekolah menjadi solusi sederhana untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam uji coba yang dilakukan di SMP Surabaya, siswa diberi waktu sekitar 30 menit setelah sholat dzuhur untuk tidur di kelas. Kelas dirapikan dan dikondisikan, suasana dibuat tenang, dan siswa diminta beristirahat dengan berbaring dilantai yang diberi alas, sementara itu ada guru mengawasi dan menjaga suasana tidur siang. Rasanya terlihat sederhana, namun efeknya langsung terasa. Tentu saja program ini muncul dari partisipasi aktif pihak sekolah dalam menyikapi problematika yang dialami oleh siswa mereka yaitu banyaknya siswa yang terlihat mengantuk saat jam pelajaran.

Dibalik program sederhana yang barangkali terkesan 'aneh' dan baru di masyarakat kita, program ini sejatinya memberikan manfaat jika terapkan dengan metode yang efektif, khususnya bagaimana manfaat besar dari tidur siang itu sendiri bagi para siswa. 

Memberikan tubuh hak untuk beristirahat dengan tidur siang sejenak adalah salah satu cara untuk meningkatkan konsentrasi. Otak manusia akan bekerja lebih efektif setelah diberi waktu istirahat sejenak. Bahkan, sebuah penelitian menunjukkan bahwa tidur siang singkat dapat meningkatkan fokus dan kemampuan kognitif dimana setara dengan efek beberapa jam tidur malam yang berkualitas. Bayangkan, dengan hanya 30-45 menit tidur siang, siswa dapat lebih siap memahami pelajaran yang kompleks setelahnya. 

Selain itu, tidur siang juga membantu memperbaiki daya ingat. Dalam proses belajar, otak membutuhkan waktu untuk memproses dan menyimpan informasi yang baru diterima. Tidur siang berfungsi sebagai semacam "penyegaran memori," membantu otak mengorganisir informasi dengan lebih baik. Ini sangat penting, terutama bagi siswa yang sedang menghadapi tugas berat atau ingin menyiapkan ujian.

Manfaat lainnya adalah peningkatan suasana hati. Tidur siang membantu menurunkan kadar hormon stres dalam tubuh, dapat juga membuat siswa merasa lebih tenang dan bahagia. Dalam uji coba pada SMP di Surabaya tersebut, guru melaporkan bahwa siswa terlihat lebih ceria dan bersemangat setelah tidur siang. Dengan suasana hati yang lebih baik, suasana kelas pun menjadi lebih kondusif untuk belajar.

Dari sisi kesehatan fisik, tidur siang dapat mendukung regenerasi sel dan pemulihan energi. Anak-anak dan remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan, membutuhkan waktu istirahat yang cukup untuk mendukung perkembangan tubuh mereka. Sayangnya, tidak semua siswa mendapatkan tidur malam yang cukup. Tidur siang di sekolah menjadi "penolong" bagi mereka untuk mengisi kekurangan waktu istirahat.

Namun, seperti kebijakan lainnya, program tidur siang juga memiliki tantangan. Salah satu kekhawatiran terbesar adalah gangguan pola tidur malam. Jika siswa tidur terlalu lama di siang hari, mereka mungkin sulit tidur pada malam harinya, yang justru dapat menurunkan kualitas istirahat mereka secara keseluruhan. Oleh karena itu, durasi tidur siang harus diatur dengan cermat. Dalam uji coba di Surabaya, durasinya dibatasi maksimal 45 menit untuk menghindari hal ini.

Selain itu, ada potensi munculnya "inersia tidur," yaitu kondisi pusing atau bingung setelah bangun tidur. Hal ini biasanya terjadi jika tidur siang dilakukan terlalu lama atau dalam posisi yang tidak nyaman. Dalam kasus ini, penting bagi sekolah untuk memberikan edukasi tentang teknik tidur siang yang efektif, misalnya dengan menjaga durasi tidur siswa tetap singkat dan memastikan ruangan kelas untuk tidur dalam keadaan nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun