Perguruan tinggi adalah hadiah untuk bertahan hidup di sekolah menengah." - Judd Apatow
Perguruan tinggi peringkat atas sering kali menjadi incaran banyak calon mahasiswa, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Universitas seperti Harvard, MIT, dan Oxford dikenal sebagai institusi pendidikan yang prestisius dan memiliki reputasi global. Di Indonesia, perguruan tinggi seperti UI, UGM dan ITB masih menjadi universitas impian yang banyak diidamkan oleh calon mahasiswa.
Banyak yang beranggapan bahwa lulus dari universitas tersebut merupakan jaminan kesuksesan di masa depan. Namun, pertanyaan penting yang perlu dijawab adalah: apakah perguruan tinggi peringkat atas benar-benar menentukan kualitas mahasiswanya?
Ada beberapa alasan yang dapat menjadi jawaban dari hal tersebut.Â
Pertama, proses seleksi yang lebih ketat.Â
Salah satu alasan utama mengapa perguruan tinggi peringkat atas dianggap menentukan kualitas mahasiswanya adalah proses seleksi yang ketat. Universitas-universitas ini biasanya hanya menerima calon mahasiswa yang memiliki prestasi akademis yang sangat tinggi, keterampilan yang luar biasa, dan potensi prestasi yang jelas.
Proses seleksi ini memastikan bahwa hanya individu dengan kemampuan terbaik yang dapat diterima. Dengan demikian, mahasiswa yang berhasil masuk ke universitas peringkat atas sudah melalui penyaringan ketat yang menilai kualitas mereka dari berbagai aspek.
Kedua, keunggulan fasilitas dan sumber daya.Â
Perguruan tinggi peringkat atas juga menawarkan fasilitas dan sumber daya yang luar biasa. Laboratorium canggih, perpustakaan yang kaya dengan koleksi buku dan jurnal, serta akses ke berbagai sumber daya digital memberikan mahasiswa kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka secara maksimal. Selain itu, universitas-universitas ini sering kali memiliki jaringan alumni yang kuat dan berpengaruh, yang dapat memberikan bimbingan, kesempatan magang, dan peluang kerja kepada mahasiswa dan lulusan mereka. Fasilitas dan jaringan ini membantu mahasiswa untuk berkembang dan mencapai potensi penuh mereka.
Ketiga, lingkungan akademis yang kompetitif.Â