Mohon tunggu...
Dzakwan Ariqah
Dzakwan Ariqah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

Sedang mengisi waktu luang dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Korupsi Waktu, Kebiasaan Buruk di Sekolah yang Membudaya

1 Juli 2024   13:52 Diperbarui: 1 Juli 2024   13:52 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay

Korupsi waktu di sekolah adalah fenomena yang semakin mengkhawatirkan dan seringkali diabaikan dalam diskusi tentang korupsi. Meskipun korupsi umumnya dimaknai dengan penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan pribadi dalam konteks politik atau ekonomi, bentuk-bentuk korupsi lainnya, seperti korupsi waktu di sekolah, juga memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan dan kualitas pendidikan.

Korupsi waktu di sekolah dapat didefinisikan sebagai penyalahgunaan waktu yang seharusnya digunakan untuk proses belajar-mengajar, baik oleh guru maupun siswa. Praktik ini dapat berbentuk berbagai hal, seperti guru yang sering terlambat masuk kelas, penggunaan waktu pelajaran untuk kegiatan yang tidak relevan dengan kurikulum, atau siswa yang tidak memanfaatkan waktu belajar dengan efektif. Meski terlihat sepele, dampak dari korupsi waktu ini bisa sangat merugikan.

Salah satu dampak utama dari korupsi waktu di sekolah adalah menurunnya kualitas pendidikan. Ketika guru sering terlambat atau menggunakan waktu pelajaran untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan materi ajar, siswa kehilangan kesempatan untuk belajar secara optimal. 

Akibatnya, pemahaman siswa terhadap materi menjadi kurang mendalam dan prestasi akademis mereka pun cenderung menurun. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan oleh sistem pendidikan kita.


Selain itu, korupsi waktu di sekolah juga menciptakan budaya ketidakdisiplinan. Ketika guru atau siswa sering mengabaikan pentingnya penggunaan waktu yang efektif, hal ini dapat menular dan menjadi kebiasaan buruk yang sulit dihilangkan. 

Budaya ketidakdisiplinan ini tidak hanya berdampak pada prestasi akademis, tetapi juga membentuk karakter siswa yang kurang menghargai waktu dan tanggung jawab. Dalam kehidupan nyata, sikap ini bisa berdampak negatif terhadap kinerja mereka di dunia kerja dan masyarakat.

Tidak hanya itu, korupsi waktu di sekolah juga dapat mengurangi kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan. Masyarakat mengharapkan bahwa sekolah adalah tempat di mana anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan disiplin. 

Ketika korupsi waktu menjadi masalah yang sistematis, kepercayaan orang tua dan masyarakat terhadap sekolah dapat menurun. Hal ini bisa berujung pada kurangnya dukungan terhadap program-program pendidikan dan menurunnya partisipasi masyarakat dalam mendukung kegiatan sekolah.

Untuk mengatasi korupsi waktu di sekolah, diperlukan upaya bersama dari semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan. Guru, sebagai ujung tombak pendidikan, harus menyadari pentingnya memanfaatkan waktu dengan baik dan memberikan contoh yang baik bagi siswa. 

Disiplin waktu harus menjadi salah satu nilai utama yang diajarkan dan diterapkan di sekolah. Selain itu, kepala sekolah dan pihak manajemen sekolah juga perlu memonitor dan mengevaluasi penggunaan waktu secara rutin untuk memastikan bahwa waktu belajar-mengajar digunakan secara optimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun