Mohon tunggu...
Dzakwan Ariqah
Dzakwan Ariqah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

Sedang mengisi waktu luang dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Mewujudkan Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

29 Mei 2023   00:01 Diperbarui: 29 Mei 2023   06:09 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belajar matematika. Sumber foto: stok foto canva. 

"Belajar mencintai matematika dan kamu akan menikmatinya."

Matematika merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Sejatinya, ilmu matematika dapat dipelajari oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun. 

Penerapan matematika dalam kehidupan juga dapat kita rasakan. Bahkan hampir seluruh cabang ilmu akan berinteraksi dengan matematika di dalamnya, seperti biologi, fisika, kimia, sejarah, bahkan dalam ilmu agama sekalipun. Pentingnya matematika dan keterikatan dengan matematika dalam kehidupan menuntut siswa untuk tidak takut bahkan seolah menutup mata ketika berinteraksi dengan pembelajaran matematika di sekolah.

Tidak bisa dipungkiri, faktanya banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika. Matematika seringkali dianggap sebagai ‘momok’ yang menakutkan. Mereka akan membayangkan angka-angka yang rumit dan susah dipecahkan, terbayang rumus-rumus yang sulit dihapal dan dimengerti. Matematika dipahami sebagai sesuatu yang serba pasti. 

Siswa yang belajar di sekolah pun menerima pelajaran matematika sebagai sesuatu yang mesti tepat dan sedikitpun tak boleh salah.  Sehingga matematika menjadi beban dan bahkan menjadi sesuatu yang menakutkan.

Matematika sebagai pelajaran wajib sejak sekolah dasar sudah sepaptutnya memiliki daya tarik tersendiri bagi siswa. Dan untuk menumbuhkan daya tarik pada suatu mapel tertentu perlu adanya refleksi bagi guru selaku pendidik. 

Apakah selama ini guru sudah menggunakan metode yang menarik siswa untuk belajar matematika? Apakah guru sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi subjek dalam pembelajaran dikelas, atau hanya sekadar menjadi objek penerima ilmu?

Sekolah sebagai wadah pendidikan hendaknya mampu menciptakan atmosfer pembelajaran yang menyenangkan bagi para siswa, termasuk saat siswa belajar matematika. Keberhasilan dalam pembelajaran matematika tidak akan tercapai ketika siswa masih terbelenggu oleh pola pikir yang buruk dengan mapel tersebut. 

Memperbaiki pola pikir bahwa matematika itu sulit, membosankan, dan tidak menyenangkan adalah langkah untuk mewujudkan pembelajaran bermakna. Dan salah satu cara mengubah pola pikir yang buruk terhadap matematika dapat dilakukan oleh guru dengan memberikan pembelajaran yang bermakna kepada siswa. Pembelajaran matematika yang bermakna dapat diilihat dengan indikator ketika siswa dan guru mampu menikmati setiap proses belajar mengajar dikelas.

Memang bukanlah hal yang mudah untuk membuat agar siswa menyukai pelajaran matematika. Namun, bukan hal yang mustahil pula untuk mewujudkan siswa gemar matematika. Dibutuhkan kerja keras dan usaha yang maksimal dari seorang guru sebagai pengajar agar siswa menyukai pelajaran tersebut.

Kesalahan seorang guru matematika menurut penulis yang sering penulis rasakan sendiri adalah ketika matematika menjadi mata pelajaran yang hanya menekankan siswa pada penghafalan rumus, kecepatan menghitung tanpa memberikan makna kepada siswa tentang esensi belajar tersebut. 

Terkadang guru hanya menuntut siswa untuk bisa mengikuti pembelajaran sesuai dengan target pencapaian kurikulum, tanpa memerhatikan kemampuan siswa dalam menerima pelajaran. 

Sikap semacam inilah yang seringkali menjadi penyebab siswa malas belajar matematika. Jangan sampai keinginan untuk mencapai target kurikulum pembelajaran mengubah peran guru yang seharusnya sebagai fasilitator bagi siswa justru menjadi sosok yang otoriter dengan metode pembejalaran yang kurang kreatif dan terkesan memaksa.

Secara umum, guru matematika memiliki kewajiban untuk memberikan materi pelajaran kepada siswa sesuia dengan standar kurikulum yang berlaku. Namun, di sisi lain guru juga harus mampu membaca keadaan siswa dan melibatkan peran siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. 

Guru matematika ditantang untuk kreatif dan berkembang untuk menghidupkan suasana yang menyenangkan selama proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang menyenangkan akan membuat siswa termotivasi untuk mengikutinya.

Untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan tersebut, guru dan siswa dituntut sama sama aktif dengan menggunakan bahan ajar yang beragam. Guru dan siswa yang aktif akan mendorong suasana kelas dan metode pengajaran yang lebih demokratis. 

Dengan mengajak siswa untuk ikut aktif di dalam kelas diharapkan matematika tidak lagi menjadi salah satu mata pelajaran yang menakutkan. Siswa yang senang dan tertarik untuk belajar matematika yang akan berdampak pada penguasaan dan pemahaman materi matematika yang menjadi ilmu dasar pengembangan teknologi dan sains.

Keberhasilan dalam menciptakan pembelajaran matematika di dalam kelas adalah hasil sinergi antara siswa dan guru. Keduanya adalah syarat yang saling memiliki relevansi satu sama lain yang pada akhirnya bermuara pada proses pembelajaran matematika yang menarik dan menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun