Islam adalah agama yang memprioritaskan kegiatan menuntut ilmu sebagai langkah untuk mengatasi keterbelakangan baik segi moral maupun intelektual manusia.
Sejak zaman perkembangan islam pada zaman dahulu yang dilakukan oleh ulama-ulama besar islam hingga ulama pada zaman sekarang, merantau merupakan ritual yang wajib ditunaikan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
Menurut sudut pandang penulis, hal tersebut adalah sebuah teladan yang daiajarkan oleh ulama, bahwa untuk memperoleh ilmu pengatahuan diperolehkan kerja keras dan usaha salah satunya dengan merantau untuk menuntut ilmu.
Namun, bukan merupakan suatu hal yang langka pula ketika kita menjumpai banyak orang yang enggan merantau. Lebih memilih untuk berdiam diri dikampug halaman disebabkan berbagai faktor, baik itu faktor internal maupun eksternal.
Faktor internal berasal dari diri sendiri, misalnya tidak mau jauh dari orang tua/keluarga, selalu ingin bergantung dengan orang disekitar (tidak mau mandiri), kesulitan bersosialisasi (introvert), dan lain sebagainya.
Adapun faktor eksternal yang memperngaruhinya misalnya, lingkungan sekitar seperti keluarga yang tidak memberi dukungan, pergaulan diperantauan yang tidak sehat, dan masih banyak lagi.
Akan tetapi, faktor yang paling banyak menyebabkan malasnya pergi merantau untuk menempuh pendidikan disebabkan karena ketakutan yang berasal dari diri sendiri.
Merasa lebih nyaman dengan kondisi yang ada dan enggan untuk keluar dari zona nyaman tersebut. Padahal jika kita pahami dengan baik, di zaman saat ini banyak sekali manfaat yang kita dapatkan ketika kita pergi merantau untuk menuntut ilmu.
1. Melatih hidup mandiri. Hidup didaerah perantauan bukanlah hal yang mudah. Berbagai konsekuensi harus diterima ketika kita memutuskan untuk merantau keluar daerah. Segala persiapan harus disiapkan dengan mandiri. Berbeda dengan ketika masih berada di lingkungan kampung halaman. Segala sesuatu masih bisa dibantu oleh orang tua, bahkan terkadang berakibat kepada sikap manja dan bergantung pada orang tua. Di daerah perantauan kita akan berusaha mandiri dan melakukan sesuatu tanpa bantuan orang tua.
2. Mengenal kebudayaan daerah lain. Merantau bisa membuat diri kita mengenali kebiasaan, adat istiadat, hingga kebudayaan daerah perantauan tersebut. Tanpa kita sadari dengan merantau, kita akan belajar untuk menyesuaikan dengan kebudayaan ditempat perantauan tersebut. Kita juga belajar sekaligus mengaplikasikan bagaimana kita menghargain keanekaragamaan budaya, adat istiadat suatu daerah.
3. Menambah relasi. Selama menempuh pendidikan di kampung halaman, mungkin sebagain dari kita hanya berteman dengan orang-orang itu saja. Berteman dengan mereka yang merupakan tetangga atau teman satu sekolah kita. Akan tetapi, dengan merantau kita akan mengenal dan mendapatkan teman baru yang berasal dari daerah lain. Tentu saja banyak manfaat ketika kita berteman dengan orang yang berasal dari luar aerah kita, misanya belajar tentang bahasa dan kebudayaan mereka.
Manfaat yang diperoleh ketika kita merantau tidak hanya sebatas pada tiga hal tersebut. Seiring dengan proses ketika kita merantau untuk menuntut ilmu, beragam manfaat akan kita rasakan bahkan tanpa kita sadari sekalipun.
Seorang ulama islam bernama Imam Asy-Syafi’i pernah mengatakan dalam syairnya,
“Orang yang berilmu dan beradab tidak diam dikampung halaman. Tinggalkan negerimu dan hidup asing di negeri orang. Kau akan mendapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan. Berlelah-lelahlah manisnya hidup terasa setelah berjuang. Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan. Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak akan keruah menggenang. Singa jika tidak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa. Anak panah jika tidak tinggalkan busur tidak akan kena sasaran. Matahari manakala berdiam saja tak berotasi maka seluruh penduduk bumi akan merasakan kebosanan. Tanah yang mengandung emas akan seperti tanah biasa jika berdiam pada tempatnya (tidak dikelola), dan kayu cendana akan seperti kayu biasa jika hanya mendekam di pohon”
Secara umum, sang Imam Syafii memberitahukan banyak hikmah yang akan kita dapatkan ketika kita merantau sekaligus beliau menyerukan kepada kita untuk pergi merantau, meninggalkan zona nyaman kita, menemukan lingkungan kehidupan yang berbeda, dan menemukan teman-teman baru. Ingatlah bahwa kemuliaan itu tidak didapat dengan bermalas-malasan dan berdiam diri di kampung halaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H