"Yah nanti lebaran beliin sarung batik goyor ya, Pinta Ical pada ayahnya yang sedang menikmati secangkir teh manis dan pisang goreng saat berbuka puasa." Iya cal, asal puasanya bulan ramadhan ini penuh satu bulan, ayah janji akan beliin ical sarung batik goyor kesukaan ical, jawab ayahnya. Iya yah, ical siap puasa sebulan penuh, jawab ical dengan penuh semangat." Ya udah segera wudhu kita segera berangkat ke Masjid untuk shalat maghrib berjmaah, kata ayahnya. Siap Yah, ical menimpali.
Ical segera bergegas ke kamar mandinya untuk berwudhu dan bersiap-siap untuk menunaikan shalat maghrib berjamaah bersama ayahnya di masjid yang tidak jauh dari rumah tempat tinggal mereka. Usai melaksanakan shalat maghrib di masjid mereka berdua kemudian pulang ke rumah untuk buka bersama dengan ibunya.
Ical tergolong anak yang rajin dan penurut kepada orang tuanya, meskipun masih duduk dibangku kelas 6 SD namun di hari libur sekolah ia sangat rajin untuk membantu ibunya untuk bersih-bersih rumah. Ia juga anak rajin belajar ia selalu mendapatkan rangking tiga besar disekolahnya.
Meskipun masih kelas 6 SD Ical sudah puasa seharian penuh, bukan puasa mbeduknya yang bukanya saat adzan dhuhur. Ditambah lagi ayahnya akan membelikan sarung batik goyor yang menjadi impiannya, semangatnya untuk menyelesaikan puasa satu bulan penuh semakin bertambah. Ia yang biasanya mengeluh saat mejalankan puasa karena lapar dan haus sekarang tidak lagi.
Melihat kesemangatan Ical, ayahnya pun akhirnya membelikan Ical sarung batik goyor yang diinginkannya. Namun ayahnya masih menyimpannya sebagai hadiah kejutan nantinya bila Ical sudah menyelesaikan puasanya sebulan penuh.
Gak kerasa hari berganti hari akhirnya hari kemenangan yang ditunggu oleh seluruh umat Islam akhirnya datang, yaitu hari raya idul Fitri. Icalpun akhirnya bisa menyelesaikan puasanya sebulan penuh. Pada malam takbiran ia ikut ayahnya untuk takbiran di masjid. Keesokan harinya saat makan pagi sebelum berangkat ke masjid shalat idul fitri ayahnya memanggilnya.
Ical, sini nak ayah ada sesuatu untukmu. "Iya yah sebentar, jawab Ical. Ical berbegas menemui ayahya di meja makan. Ini cal ayah ada sesuatu untukmu. Ayahnya menyerahkan sebuah bingkisan yang dbungkus rapi dengan kertas kado. Apa ini yah? "tanya Ical? Udah buka aja, kata ayahnya menimpali. Ayo Cal dibuka, Ibunya juga memintanya untuk segera membuka bingkisan dari ayahnya. Iya, Bu.
Ical kemudian membuka bingkisan tersebut, penasaran pengen segera mengetahui isinya. Begitu bungkusan tersebut terbuka, Ia tersenyum bahagia dan bersorak horee...horeee...sarung batik goyor keukaanku. Terima kasih Ayah, kata Ical sambil mencium pipi Ayahnya. Iya sama-ama Cal, ayahnya menimpali ucapan terimakasih dari anak kesayangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H