Mohon tunggu...
Bang Pray
Bang Pray Mohon Tunggu... Freelancer - Educator, Microsoft Inovative Educator, Writer

Pengajar dan pendidik yang menginginkan perubahan pendidikan yang lebih baik, sebagaimana konsep pendidikan Islam dalam waktu yang singkat menghasilkan orang-orang yang hebat. Tertarik pada teknolgi informasi, aplikasi android, teknologi pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendengki Itu Tidak Akan Mulia

21 April 2020   09:34 Diperbarui: 21 April 2020   09:47 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup ini memang penuh liku-liku, disamping itu juga penuh warna-warni manusia yang menjalani kehidupan ini, juga peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi di dalamnya. Ada yang baik ada yang jahat. Ada yang pintar ada yang bodoh, ada yang kaya dan ada yang miskin, ada yang sedang dan ada yang susah, ada yang sukses ada yang gagal, ada yang mudah dan ada yang sulit. Begitulah sunnah kehidupan ini berjalan sesuai dengan kehendak dan ketetapan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Manusia dalam menghadapi kenyataan hidup juga berbeda-beda. Ada yang ikhlas dan selalu besyukur kepada Allah, namun ada juga yang selalu mengeluh dan kurang bersyukur atas karunia yang diterimanya. salah satu penyebab orang kurang bersyukur adalah membanding-bandingkan diri dan kehidupannya dengan orang lain. Padahal membanding-bandingkan tidak akan menyelesaikan masalah, dan tidak akan menambah suatu faidah apapun, apalagi membandingkan masalah keduniaan, harta benda dan kekayaan. Sama sekali tidak ada gunanya, yang ada malah menimbulkan sifat kufur, tidak bersyukur, tidak jarang pula memicu lahirnya sifat buruk yang berbahaya yaitu iri dan dengki.

Iri dan dengki adalah dua sifat buruk yang levelnya paling berbahaya dari sifat-sifat buruk lainya sebab bisa meluas dan tak ada batas hentinya. Misalnya, awalnya si pendengki dan iri kesal kenapa saingannya lahir lebih beruntung misalnya terlahir orangtua berkecukupan sedangkan dirinya hidup susah terus-terusan. Lama-lama iri dan dengkinya meluas mulai ke hal-hal sepele, iri sama warna bajunya, iri sama sepatunya, bahkan garuk-garuk kepala dari orang yang dibencinya juga membuatnya sebel dan kesel . Si iri dan dengki akan terus mengintai semua kelemahan dari orang yang dibencinya kalo bisa mencelakakan orang yang dibencinya jadi sah dengan alasan salah sendiri kenapa lu bikin gue iri dan dengki.

Sifat iri dan dengki menjadi bahan bakar emosi negatif yang akan terus on menyuburkan sikap sinis, dari mulai nyinyir sampai bisa berbuat jahat. Ada sebuah pepatah arab yang patut kita jadikan  renungan agar  terhindar dari sifat iri dan dengki.

"Pendengki itu tidak akan mulia."

Dilihat dari sudut pandang manapun iri dengki merupakan sifat yang amat buruk dan tercela, pemiliknya tidak akan memiliki derajat yang mulia di hadapan manusia dan di sisi Allah swt. Sebab iri dengki termasuk penyakit hati yang berbahaya. 

"Dengki itu membakar kebaikan, sebagaimana api memakan kayu bakar." (Al-Hadits) Sungguh mengerikan jika penyakit ini tumbuh di dalam jiwa seseorang sebab ia akan membakar habis seluruh kebaikan yang dilakukannya jika penyakit tersebut tidak segera dihilangkan. Bahkan juga berpengaruh bagi kesehatan tubuh manusia. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa orang yang memiliki penyakit iri dengki yang ditandai dengan sinisme yang tinggi di dalam hatinya akan berpeluang dua kali lebih besar untuk terserang pikun. Semoga kita dijauhkan dari dua penyakit hati yang berbahaya ini. Aamiin....Ya Rabb....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun