Mohon tunggu...
Bang Pray
Bang Pray Mohon Tunggu... Freelancer - Educator, Microsoft Inovative Educator, Writer

Pengajar dan pendidik yang menginginkan perubahan pendidikan yang lebih baik, sebagaimana konsep pendidikan Islam dalam waktu yang singkat menghasilkan orang-orang yang hebat. Tertarik pada teknolgi informasi, aplikasi android, teknologi pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Kesungguhan dan Pantang Menyerah dari Semut

9 April 2020   22:58 Diperbarui: 10 April 2020   01:02 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semut merupakan bintang yang amat kecil bila dibandingkan dengan serangga lainnya. Ada hal yang menarik apabila kita perhatikan dari kehidupan semut. Pernah suatu ketika iseng meneteskan air pada jalan yang dilalui semut, otomatis semut tidak bisa melewati jalan tersebut, apa yang dilakukan semut saat jalannya terhalang ternyata ia mencari jalan lain, ia akan merayap ke arah kanan atau kiri untuk menuju tempat yang di tujunya. Itulah uniknya semut ia pantang menyerah sebelum mencapai tempat tujuannya. 

Itulah semut untuk mencapai kesuksesan menuju tempat tujuannya ia berjuang dan bersungguh-sungguh agar bisa mencapai tujuannya. Bila jalannya terhalang maka ia akan mencari jalan lain agar sampai pada tujuannya. Kita sebagai manusia harus belajar kesungguhan pada semut-semut kecil tersebut. Kadang kita sebagai manusia saat jalan menuju kesuksesan kita  terhambat sudah menyerah. Seakan-akan jalan sudah tertutup tidak ada jalan lain untuk menggapai kesuksesan.

Semut memiliki usaha yang menakjubkan dalam usahanya untuk mencapai tujuan yan dikehendakinya tanpa putus asa. Karena itulah semut bisa dijadikan contoh.

Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa ada seorang Arab baduwi sedang bepergian untuk memenuhi kebutuhannya. Begitu lelah karena perjalanan yang sangat jauh, sambil duduk beristirahat dia memikirkan bagaimana cara kembali dari perjalanannya. Kemudian dia melihat ada seekor semut sedang berusaha naik ke atas sebongkah batu. Semut itu jatuh kemudian berusaha naik lagi, hingga akhirnya berhasil naik diatas batu. Arab baduwi tersebut berkata:

"Aku lebih layak untuk bisa bersabar dan bersikap tegar daripada semut ini."

Lantas dia melanjutkan perjalanan dan pada akhirnya ia dapat mencapai tempat yang dituju.

Sesungguhnya dalam kehidupan semut itu terdapat pelajara bagi orang-orang yang mau berfikir, yaitu pelajaran tentang ketegaran, kesabaran, ketekunan, ketabahan, dan kesinambungan. Lebih dari itu semut memiliki berbagai siasat yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata untuk mencapai tujuannya. 

Seorang penulis tentang semut menyatakan, bahwa semut menghimpun persediaan makanan yang mencukupinya dari musim panas hingga musim dingin. Sebab semut tidak banyak keluar pada musim dingin, maka dia menyimpan makanan musim dingin dan tidak memakannnya kecuali pada waktunya, di samping itu, dia khawatir bila bijia-bijian yang disimpannya itu akan tumbuh. 

Semuanya terjadi dengan izin Allah yang menciptakan-Nya, kemudian memberi petunjuk dengan memecahkan biji-bijian itu dari bagian tengahnya agar tidak tumbuh. Maha Suci Allah yang telah memberi bentuk kejadian kepada segala sesuatu yang diciptakan-Nya kemudian memberinya petunjuk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun