Mohon tunggu...
Aksarapayoda
Aksarapayoda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Educational Technology Student at Semarang State University

Pecandu aksara yang mencoba untuk terus merangkai kata. Baik fiksi, nonfiksi, hingga bait puisi. Namun saat ini sedang memfokuskan diri untuk menulis artikel, tips, berita, dan resensi untuk mengasah pemikiran kritis, menampung seluruh gagasan, dan perspektif serta argumen dari berbagai kalangan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Inovasi Literasi di Era Revolusi 4.0

11 September 2023   16:05 Diperbarui: 11 September 2023   16:10 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Seperti yang sudah kita ketahui, literasi erat kaitannya dengan membaca dan menulis. Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah serta memahami informasi dari hasil membaca dan menulis. Literasi selalu berkembang mengikuti tantangan zaman, sehingga muncul banyak sekali jenis -- jenis literasi. Diantaranya adalah literasi membaca, literasi media, literasi sains dan penelitian, literasi sosial, literasi sejarah, literasi digital dan masih banyak lagi jenis - jenis lainnya.

Namun bukan hanya itu, pada abad ke 21 ini literasi juga dapat dikaitkan dengan seni berbicara dan seni menyelesaikan masalah yang dalam dilema kehidupan. Literasi juga erat kaitanya dengan kemampuan berpikir kritis, kegiatan melakukan interpretasi, kemampuan mengapresiasi, dan sebagai kegiatan refleksi diri.

Berdasarkan fakta, UNESCO menyebutkan bahwa hanya 0,001% minat baca masyarakat Indonesia. Indonesia berada pada urutan kedua dari bawah mengenai literasi dunia. Fakta tersebut menunjukkan akan rendahnya minat baca di Indonesia. Jika dikaitkan dengan literasi masa kini, tentu Indonesia sudah tertinggal jauh sekali. Lalu bagaimana cara kita dalam menangani permasalahan yang sedang terjadi saat ini?

Padahal Indonesia mestinya harus mempersiapkan diri menuju generasi emas tahun 2045 dan memanfaatkan adanya era 4.0, era dimana revolusi industri digital akan terus berkembang. Didukung dengan meledaknya usia produktif, sehingga jika kita mampu menfaatkan peluang tersebut dengan baik tentunya kita akan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Era revolusi 4.0 atau yang biasa disebut dengan revolusi digital merupakan upaya transformasi menuju perbaikan dengan menggunakan media online dan teknologi sebagai penopang utama.

Di era tersebut, tingginya minat literasi akan sangat diperlukan. Penguasaan literasi dalam segala aspek kehidupan perlu ditingkatkan demi majunya peradaban. Selain itu, berkembangnya kuantitas sumber daya manusia juga harus diseimbangkan dengan kualitas sumber dayanya. Karena untuk apa kuantitas sumber dayanya melimpah, tetapi kualitas sumber daya yang ada biasa -- biasa saja.

Pada 2045 mendatang, Indonesia akan merasakan adanya bonus demografi, yang merupakan kondisi dimana penduduk usia produktif jumlahnya terdapat jauh lebih banyak. Bonus demografi memberikan peluang bagi suatu negara untuk berkembang dan meningkatkan kesejahteraannya. Jika angka minat literasi juga mengalami perkembangan yang pesat, maka hal tersebut dapat dikolaborasikan untuk membentuk inovasi baru demi bangsa yang akan maju. Lalu inovasi literasi apa yang perlu kita lakukan?

  • Literasi Digital

Yang pertama adalah literasi digital, literasi digital merupakan kemampuan seseorang untuk mendapatkan dan memahami suatu informasi bersumber dari platform digital. Seperti komputer, handphone, dan lain sebagainya. Kreatifitas, ketrampilan, kemampuan berkolaborasi, dan menambahnya berbagai informasi baru serta faktual akan kita dapatkan jika kita mampu memanfaatkan adanya platform tersebut dengan baik.

Tetapi meski banyak manfaatnya, literasi digital juga memiliki beberapa kekurangan seperti banyak dan meluapnya informasi yang kita dapatkan sehingga diperlukan juga kemampuan untuk memfilter sumber informasi.

Hampir sama dengan literasi digital, literasi media adalah kemampuan untuk mengakses serta mengkomunikasikan suatu informasi dalam berbagai bentuk media, baik media massa maupun media cetak. Literasi media dikaitkan dengan sebuah pesan yang akan atau telah disampaikan ke berbagai khalayak, sehingga khalayak juga dapat memilih, memilah, serta mengontrol berbagai informasi yang sudah diketahui darimana sumbernya.

Literasi media identik dengan pembawaannya yang tidak netral. Dapat dipastikan dalam literasi media selalu membawa salah satu dari isu -- isu seperti ekonomi, politik, social, budaya, dan sebagainya. Literasi ini sangat diperlukan di tengah banyaknya terpaan media. Kita bisa menganalisis, mengevaluasi, dan mengelompokkan berbagai informasi yang kita dapatkan sehingga kita dapat meminimalisir penyebaran berita hoax.

  • Literasi Kritis

Literasi kritis adalah suatu kemampuan dimana seseorang aktif untuk memahami informasi dengan cara mengubah perspektif yang biasa digunakan, mencari dari berbagai sudut pandang, sehingga diperoleh pemahaman dari suatu informasi yang jauh lebih baik. Literasi kritis dapat dikatakan sebagai perpaduan antara keterampilan berpikir kritis dan kemampuan berkolaborasi pada situasi sosiocultural tertentu dengan menggunakan kata yang bermakna, kritis, dan memiliki daya pengubah.

Literasi kritis tidak hanya dikelola oleh pemikiran kritis dari masing-masing pribadi, melainkan juga melihat suatu kondisi di sekitar. Kehati - hatian juga sangat diperlukan ketika seseorang sedang menerapkan literasi kritis ini. Kita harus melihat konteks social yang ada, tidak terlalu mengkritisi suatu pendapat, tetapi mampu mengelola perspektif dan berbagai sumber solusi sebagai penerapan dari seni literasi kritis tersebut.

Banyaknya informasi yang tersebar menyebabkan timbulnya ledakan informasi. Ledakan informasi adalah keadaan dimana jumlah informasi melimpah dan meningkat sehingga kita memiliki banyak referensi serta alternatif untuk memilih suatu informasi yang kita yakini kebenarannya. Dengan adanya literasi informasi, kita dapat meminimalisir ledakan informasi yang bisa jadi kebenarannya belum terbukti.

Ledakan informasi berdampak besar pada datangnya era revolusi 4.0, dimana segala hal dapat diinformasikan dan tersebar sehingga semua orang dapat mengetahui segala informasi baik yang sedang hangat, populer, maupun informasi yang sudah padam dan tidak ramai diperbincangkan.

  • Pengembangan kualitas SDM melalui literasi

Banyaknya sumber daya manusia seharusnya menjadi sebuah peluang untuk meningkatkan berbagai inovasi. Namun jika kualitasnya tidak memadai, bagaimana caranya inovasi baru dapat tercipta? Kesiapan masyarakat Indonesia untuk menghadapi bonus demografi di 2045 seharusnya telah dimatangkan mulai dari sekarang. 

Adanya era revolusi 4.0 harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Berbagai skil dapat dikembangkan demi meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang ada. Seperti critical thinking, problem solving, public speaking, time management, negosiasi, dan skill -- skill penting lainnya.

Melalui literasi, baik literasi digital, media, kritis, dan informasi, kita dapat meningkatkan kualitas SDM yang ada. Jadi bukan hanya kuantitasnya saja yang unggul tetapi kualitasnya juga jauh lebih unggul. Selain mengembangkan skill, setidaknya kita memiliki satu saja bidang keahlian yang akan terus kita gunakan seiring berjalannya masa menuju 2045. Seperti keahlian mengedit, menjahit, keahlian seni, olahraga, dan lain sebagainya.

Setelah mengetahui berbagai inovasi literasi yang perlu kita kembangkan, sebagai pemuda perintis peradaban yang akan mengalami sendiri kejayaan di tahun 2045 nanti, sepatutnya kita mengikutsertakan peran -- peran dari berbagai kalangan. Dengan melakukan sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat luas kita akan mampu menyambut hadirnya tahun 2045 dengan memanfaatkan seluruh potensi kita. Potensi yang merupakan buah dari inovasi literasi yang sebelumnya telah kita terapkan.

Selain sosialisasi dan edukasi kita juga bisa berkontribusi dengan membangun komunitas atau kelompok -- kelompok kecil dengan misi untuk memanfaatkan bonus demografi yang akan kita semua hadapi. Selain untuk melahirkan generasi yang lebih baik, kita juga dapat membekali para penerus perjuangan dengan berbagai skill penting yang berguna dan dapat diaplikasikan di masa mendatang.

Itulah berbagai inovasi literasi yang mungkin akan menjadikan kejayaan di tahun 2045 nanti. Dengan adanya era revolusi 4.0 seharusnya kita mampu belajar dari temuan -- temuan digital baru yang memberikan kita berbagai macam inovasi. Harapannya Indonesia juga dapat mencipta serta mengembangkannya di masa mendatang, sehingga istilah tertinggal atau berkembang tergantikan dengan istilah bangsa yang maju dengan beragam temuan baru.

Daftar Pustaka:

Sevima. 2022. Dunia Kampus. Pengertian, tujuan, manfaat, jenis, dan prinsip literasi menurut para ahli https://sevima.com/blog/2020/10/14/pengertian-literasi-menurut-para-ahli-tujuan-manfaat-jenis-dan-prinsip/

Mahardika, Reza Bangun. 2019. https://forbil.id/industri/peluang-dan-tantangan-bonus-demografi-indonesia-dalam-era-revolusi-industri-4-0/reza-bangun-mahardika/

Gumilar Gumgum, dkk. 2017. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Literasi media: cerdas menggunakan media sosial dalam menanggulangi. (1410 -- 5675). http://jurnal.unpad.ac.id/pkm/article/viewFile/16275/7939 

Diskominfo Kabupaten Bandung. 2018. berita palsu (hoax) oleh siswa sma. https://diskominfo.badungkab.go.id/artikel/17916-pengertian-literasi-media#

Farida, Nurul. 2019 Kemampuan Literasi Kritis pada Net Generation Pengguna Instagram. https://repository.unair.ac.id/81295/3/JURNAL_Fis.IIP.01%2019%20Far%20k.pdf

News ITS. 2022. Siapkah Indonesia dalam menghadapi bonus demografi 2045 https://www.its.ac.id/news/2022/11/05/siapkah-generasi-indosnesia-2045-hadapi-bonus-demografi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun