Mohon tunggu...
Inamu Dzakiyyatul Jamilah
Inamu Dzakiyyatul Jamilah Mohon Tunggu... Lainnya - Fb : Inamu dzakiyyatul jamilah, Instagram :Inamu_99

Mahasiswi "Ngono yo ngono nanging yo ojo ngono"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Palsu! SemuanyaPalsu!

18 Maret 2019   21:42 Diperbarui: 18 Maret 2019   21:51 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah dengan sapaan palsu. 

lalu merekapun belajar sejarah palsu dari buku-buku palsu.

-

Diakhir sekolah

mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka yang palsu. 

karena tak cukup nilai, maka berdatanglah mereka kerumah bapak-bapak, ibu-ibu guru 

untuk menyerahkan amplop berhatian dan rasa hormat yang palsu.

sambil tersipu palsu dan membuat tolakan-tolakan palsu,

akhirnya pak guru dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu

untuk mengubah nilai-nilai yang palsu dengan nilai nilai palsu yang baru.

-

Masa sekolah

demi masa sekolah yang berlalu, merekapun lahir sebagai ekonom-ekonom palsu,

ahli hukum palsu, ahli pertanian palsu, insiyur palsu.

sebagian menjadi guru, ilmuan yang palsu.

dengan gairah tinggi, mereka menghambur ke tengah pembangunan palsu.

 Dengan ekonomi palsu sebagai panglima palsu.

mereka saksikan ramainya perniagaan palsu,

dengan ekspor dan inpor yang palsu,

yang mengirim dan mendatangkan berbagai barang-barang kelontong kualitas palsu.

dan bank bank palsu dengan giat menawarkan bonus dan hadiah-hadiah palsu,

tapi diam-diam meminjam juga pinjaman dengan  ijin  dan surat-surat palsu 

kepada bank negeri yang dijaga pejabat-pejabat palsu!>

masyarakatpun berniaga dengan  uang palsu yang dijamin devisa palsu,

maka uang-uang asing menggertak dengan kurs palsu.

Sehingga semua blingsatan dan terperosok krisis dan,

meruntuhkan pemerintahan palsu ke dalam nafsu buruk palsu.

namun. lalu orang-orang palsu meneriakkan kegembiraan palsu ,

dan mendebatkan gagasan-gagasan palsu ditengah seminar

dan dialog-dialog palsu menyambut tibanya demokrasi palsu 

yang berkibar-kibar begitu nyaring dan palsu.

bagaimanna ini?semua kepalsuan ternyatan sedang kau pelihara?

sungguh, miris..

bagaimana tidak aku menertawakannya sendiri ..-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun