Mohon tunggu...
Inamu Dzakiyyatul Jamilah
Inamu Dzakiyyatul Jamilah Mohon Tunggu... Lainnya - Fb : Inamu dzakiyyatul jamilah, Instagram :Inamu_99

Mahasiswi "Ngono yo ngono nanging yo ojo ngono"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesadaran Diri dan Disiplin pada Anak

25 Oktober 2018   06:02 Diperbarui: 25 Oktober 2018   14:24 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesadaran diri atau biasa kita kenal dengan Self Awarness erat kaitanya dengan kecerdasan emosional, orang yang memiliki kesadaran diri ini ia akan mengetahui emosi pada dirinya.

Abraham Maslow dalam teori humanistiknya mengemukakan tentang kesadaran diri yaitu mengerti dan memahami siapa sih diri kita sebenarnya, bagaimana jadi diri sendiri, apa potensi yang kita miliki, gaya apa yang kita miliki, apa saja langkah-langkah yang akan kita ambil, apa yang sedang kita rasakan, nilai-nilai apa yang kita milikidan yakini, dan kemana arah  perkembangan kita akan tertuju. Kesadaran diri ini juga berhubungan dengan konsep diri. Lalu apa konsep diri itu?

Konsep diri adalah citra (self image) tentang diri sendiri yang berkaitan tentang diri-sendiri maupun sifat yang diketahui dan dirasakan oleh diri yang akan memandu tindakan diri kita sendiri (papalia dkk, 2008)

Sedangkan Konsep diri menurut santrock dalam buku Perkembangan Anak konsep diri merupakan evaluasi diri yang berkaitan dengan bidang spesifik yang dimiliki diri-sendiri dalam banyak bidang kehidupan mereka seperti akademis, penampilan fisik atlentik, penerimaan sosial dan sikap perilaku serta nilai diri secara umum.

Seperti halnya kesadaran diri dalam belajar, ketika seseorang ingin mengikuti sebuah organisasi , mengikuti sebuah UKM di kampus atau sebuah komunitas ia akan berfikir dan melalui berfikir tersebut ia akan membentuk sebuah konsep diri dalam dirinya. Sebelum ia memilih apa yang akan ia ikuti atau kemana ia akan bergabung dia antara hal tersebut,  Ia akan menganalisis dirinya, oh kelemahan saya itu disini, oh kelebihan saya itu disini, potensi diri saya itu disini setelah ia menimbang hal tersebut .  Dengan melakukan analisis diri ini merupakan sebuah strategi efektif dalam mencapai tujuan, melalui hal tersebut jika kita sudah dapat menganalisis diri kita dapat mengantisipasi kegagalan yang terjadi pada diri kita, lalu dengan segera tindakan apa yang akan kita lakukan jika tujuan yang ingin kita capai itu gagal.  Ketika ia mengenal dari konsep dirina, ia juga akan mengenal bagaimana harga dirinya. Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirina sendiri secara pasif dan negative anak ang memiliki harga diri pasif maka akan menerima dan menghargai dirinya-sendiri dengan pa adanya dan tidak cepat-cepat menyalahkan diri atau kekurangan dan ketidak sempurnaan diri. Mereka tetap merasa bangga dan puas dengan hasil karyana sendiri dan percaya diri menghadapi tantangan(Santrock,2002).

Disiplin merupakan salah satu contoh Kesadaran ang si ciptakan dari diri seseorang. Disiplin itu sendiri ialah seseorang yang belajar secara suka relaa mengikuti pemimpinya. Nah pemimpin dalam kehidupan sehari-hari anak adalah orang tua, guru, dan kelompok sosial dimana ia berada. Disiplin itu sendiri tujuanna: membentuk perilaku ang sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok sosial di mana ia berada.

Cara mendisiplinkan anak ada dua yaitu disiplin yang positif dan negative, positif disini, orang tua atau guru memberikan sebuah pengertian kepada anak, membiasakan dengan peraturan yang tidak memaksa anak.

Namun yang negative yaitu dengan memaksa anak, anak harus mengikuti sebuah peraturan yang mereka ciptakan

Manfaat disiplin untuk anak yaitu;                                          

  • Akan memberi rasa aman, karena anak menjadi tahu mana yang boleh atau tidak boleh untuk dilakukan sehingga ia bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya
  • Meminimalisir rasa bersalah dan rasa malu karena ia bisa berperilaku sesuai standar harapan sosial
  • Anak mendapat pujian
  • Memotivasi anak, hal yang akan didapat dari anak, akan membuat anak kecanduan untuk melakukan hal yang sama karena ia merasa termotivasi dari tindakan itu.
  • Mengembangkan nurani hati nurani dengan membimbing atau mengendalikan anak berperilaku yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun