Mohon tunggu...
Inamu Dzakiyyatul Jamilah
Inamu Dzakiyyatul Jamilah Mohon Tunggu... Lainnya - Fb : Inamu dzakiyyatul jamilah, Instagram :Inamu_99

Mahasiswi "Ngono yo ngono nanging yo ojo ngono"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bagaimana Pola Asuh Orangtua Remaja di Amerika?

20 September 2018   21:31 Diperbarui: 20 September 2018   21:52 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian  Pola Asuh ialah Sebuah cara orang tua dalam berinteraksi dengan anaknya yang bertujuan untuk memberikan perawatan, penjagaan, pendidikan dan pembimbingan yang diberikan dalam  intensitas waktu yang cukup konstan dengan maksud mengarahkan anak  dengan tujuanyang yang diharapkan oleh orang tua.

Mengenai Pola Asuh

Pola asuh Otoriter, dimana dalam Pola asuh ini Orang tua memaksakan anak untuk selalu memenuhi apa yang orang tua Harapkan dan Inginkan. Anak yang dididik secara otoriter memiliki kecenderungan untuk mengungkapkan agresifitasnya dalam bentuk tindakan yang dapat merugikan serta dapat menghasilkan karakter anak yang penakut, tertutup dan kurang tanggung jawab.

Pola asuh Permisif, Memberikan kebebasan sebanyak mungkin  pada anak untuk mengatur dirinya sendiri.

Pola asuh ini mengakibatkan anak agresif, tidak patuh kepada orang tua, sok berkuasa dan kurang mampu mengontrol dirinya.

Pola asuh Demokratis, dimana orang tua  memprioritaskan mementingkan kepentingan anak namun orang tua masih mengendalikan dan mengonto

Anak yang diasuh dengan pola asuh ini, akan menghasilkan karakter yang mandiri, dapat mengontrol diri, kooperatif mampu menghadapi segala sesuatu dan memiliki minat pada hal baru.

Yang paling baik dari ketiga pola asuh di atas ialah pola asuh yang demokratis,

Namun orang tua hendaknya mengkobinasikan pola asuh sesuai Kondisi yang ada

Misalnya, ketika anak ingin melakukan hal-hal yang membahayakan yaitu dapat menggunakan pola asuh otoriter namun tetap diberikan pengertian alasan mengapa hal itu dilarang. Dan dalam menyampaikan larangan tersebut juga sebaiknya dapat di terima oleh logika anak.

 Kita temui banyak sekali berita-berta yang menampilkan kekerasan yang dialami  atau yang dilakukan oleh Anak.  Semua pelaku kekerasan sebenarnya ada sebab, salah satunya ialah pola asuh orang tua.

theprospect.net
theprospect.net
Kenapa anak-anak melakukan kekerasan?  Salah satu alasanya ialah Pengaruh orang tua tidak masuk kepada anak, hal ini dipengaruhi sebab sebagian orang tua tidak memiliki skil dalam mengasuh anak.  Anak Bermasalah ini ialah penyebab orang tua. Semua Anak berperilaku, tubuh ini bagaikan hardware, yang membutuhkan Software. Untuk berperilaku ini software inilah yang menggerakkan Hardware.

Ketika orang tua menginginkan anaknya rajin beribadah, nah ibadah tersebut berhubungan kepada Tuhankan? Jadi mulai yang pertama yang dilakukan orang tua ialah Mengenalkan kepada Tuhannya. Tidak hanya melalui nasehat saja, Anak akan dapat menerima suatu ajakan ialah melalui Teladan yang ia lihat dilingkungan.

Jika banyak orang tua menuntut anak untuk rajin ibadah, nah dari situ sebenarnya orang tua hanya memberi  nasehat dan nasehat. Itu sama halnya Menginginkan suatu keuntungan dalam investasi, tapi ia tak menanamkan saham

theprospect.net
theprospect.net
Dasar Pola pengasuhan

1. Menanamkan Nilai Keagamaan

2. Ketrampilan Berperilaku orang tua itu sendiri, keseimbangan antara KASIH dan SAYANG. Banyak orang tua Pengasih tapi tidak Penyayang. Orang tua ngasih uang itu orang tua pengasih. 

Orang tua membatasi uang ini orang tua Penyayang. Sebab mengapa? Benar! Anak membutuhkan uang maka kita kasih. Tapi tidak seterusnya anak harus kita berikan uang dengan apa yang selalu mereka inginkan, tujuan orang tua membatasi ini disebut sayang, mengapa? Karena hal ini memberikan kesempatan kepada anak untuk memahamkan perbedaan kebutuhan dan keinginan.

3. Semua anak itu butuh software kalau menjadi orangtua tidak menginstal software tersebut, otomatis anak itu akan mencari sendiri ditempat sendiri , ketika orang tua tidak menanamkan dari sejak dini, anak tersebut akan mencari sendiri tempat mana untuk menjadi figurnya. Padahal kita tidak tahu apakah itu positif atau tidak untuk anak.

4. Jika ingin anak berubah, maka kembali lagi kepada perilaku apa yang harus dirubah dari perilaku orang tua tersebut.

Berapa Banyak Remaja sekarang hancur harga dirinya didalam dirumah.

Makin dewasa makin anak itu normal ia keluar dari rumah, tapi kalau mereka pulang dari rumah  mereka seharusnya betah duduk bersama orang tua. Tapi mengapa anak sekarang tidak betah duduk berlama-lama dengan orang tua? 

Sebab ketika duduk dengan orang tua telinganya panas. Mendengarkan ceramah, tausiyah, kultum overdosis nasehat yang ia terima dari orang  tuanya. Nasehat tidak salah. Memberi Nasehat itu wajib, namun jika overdosis nasehat seharusnya hal yan dirubah semakin dewasa seorang anak seharunya banyak diajak ngomong, bukan diomongin.

Penelitian Job Hawking University mengatakan

Remaja-remaja di Amerika  yang memiliki kesempatan bicara pada orang tua ternyata memiliki daya tahan mental lebih baik terhadap  pengaruh Lingkungan yang buruk Remaja yang sering diajak bicara dan yang diajak ngomong, bukan diomongin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun