Mohon tunggu...
Inamu Dzakiyyatul Jamilah
Inamu Dzakiyyatul Jamilah Mohon Tunggu... Lainnya - Fb : Inamu dzakiyyatul jamilah, Instagram :Inamu_99

Mahasiswi "Ngono yo ngono nanging yo ojo ngono"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Seng Penting Yakin Dulu!"

18 April 2018   10:53 Diperbarui: 18 April 2018   11:42 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang Penting Yakin Dulu!?!

Keyakinan  menentukan sikap dan tindakan. Keyakinan adalah sesuatu yang diyakini  dalam hidup entah sadar atau secara tidak, yang dapat menentukan sikap-sikap dan tindakan. 

Keyakinan  bisa berwujud aturan atau hukum yang menyatakan sebab-akibat yang akan hidup di dalam hati. Misalnya saja, bila belum menjadi seorang sarjana jangan harap menjadi seorang meneger, bila saya ingin juara 1 maka saya harus belajar. 

Bila ulangan matematika saya jelek maka saya adalah orang yang bodoh.  Keyakinan timbul dari pengalaman, apa yang di baca apa yang dilihat, apa yang didengar dan apa yang di rasa. Keyakinan telah melandasi cara kita berfikir, berbicara dan bertindak ada hubungan antara keyakinan, tindakan, potensi dan hasil yang akan di peroleh.

Apabila kita yakin dengan apa yang kita kerjakan, maka kita akan bertindak dengan sungguh-sungguh, karena tindakan yang sungguh-sungguh , potensi yang digunakan akan semakin besar. Semakin besar potensi yang digunakan  semakin besar pula hasilnya, semakin besar hasilnya, semakin kita yakin. Pun  sebaliknya.

Apabila teman kita merasa ada yang tidak mempunyai bakat  dalam suatu bidang atau pelajaran, misalnya matematika. Apakah ia memang bodoh dan matematika? Belum tentu.

Bisa jadi perasaan berbakat itu karena pengalaman yang tidak menyenangkan di masa lalu. Misalnya ketika SD ia belum di ajari konsep 1,2,3 oleh orang tuanya, ternyata di sekolah teman barunya sudah bisa angka dan konsepnya. Ditambah lagi, gurunya yang mengajar dengan cara yang salah. 

Yang membuat ia minder, kemudia di ikuti nilai latihan matematikanya yang jelek . karena kejadian itu maka ia semakin yakin bahwa dirinya tidak mampu atau tidak bakat dalam maple matematika ini, hingga ke jenjang selanjutnya jika ada pelajaran matematika ini ia malas untuk mengikuti pelajaran matematika ini, hingga nilai ujiannya rendah. Hal ini menambah yakin bahwa ia memang  tidak berbakat dalam bidang ini. Kalau kita tahu hal ini, 97% orang akan semakin terperosok, dan 3%  saja yang merasa tertantang , untuk bertindak, belajar dan berusaha lebih baik.

Semudah itukah orang menyimpulkan bahwa orang tidak sukses karena tidak memilik bakat dalam bidangnya,  padahal penyebabnya  adalah ia tidak memiliki keyakinan 100%  bahwa ia mampu menjalaninya.

Ketidaktahuan dan ketidakmampuan adalah bukan alasan untuk gagal. Semua bisa di jalani dengan perjalanan sukses kita, perjalanan melalui proses panjang kita. 

Padahal yang perlu kita ingat kita harus dapat berpegang teguh dengan visi atau impian sukses kita serta dari awal kita sudah yakin dalam setiap langkah kita. Orang sukses mengetahui bagaimana caranya ia sukses, pun begitu orang gagal karena terus mengetahui pola menjadi gagal. 

SIKLUS AKAN BERULANG, TERGANTUNG BAGAIMANA KEYAKINAN KITA.

^_^ selamat pagi, semoga setiap pagi sampai malammu selalu dalam jalan yang Istiqomah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun