Dengan populasi dunia yang semakin hari semakin bertambah populasinya, bioteknologi pangan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Inovasi seperti daging buatan (cultured meat), protein alternatif dari serangga, dan teknologi pengeditan gen CRISPR menawarkan prospek yang menjanjikan untuk menciptakan sistem pangan yang lebih adil, berkelanjutan, dan sehat. Namun, keberhasilan penerapan bioteknologi pangan memerlukan kerja sama antara pemerintah, ilmuwan, industri, dan masyarakat untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara etis dan bermanfaat bagi semua pihak.
Bioteknologi pangan memiliki peran penting dalam perkembangan industri pangan. Dengan potensi besar untuk meningkatkan ketahanan pangan, nilai gizi, dan keberlanjutan, teknologi ini dapat menjadi harapan untuk masalah pangan di masa depan. Meski demikian, penting untuk terus mengawasi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, dan masyarakat, serta memastikan bahwa manfaatnya dapat dirasakan secara merata dan tidak menjadi alat keuntungan untuk kelompok tertentu.
Daftar Pustaka
Faridah, H.D. and Sari, S.K. (2019) 'Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Pengembangan Makanan Halal Berbasis Bioteknologi', Journal of Halal Product and Research, 2(1), pp. 33--43.Â
Pramashinta, A., Hadiyanto and Riska, L. (2014) 'Bioteknologi Pangan: Sejarah, Manfaat dan Potensi Risiko', Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 3(1), pp. 1--6.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H