Mohon tunggu...
Mudzakir Ruslan
Mudzakir Ruslan Mohon Tunggu... Mahasiswa di Semarak.news -

ikut arus...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita Perbatasan: Dari Suanggi Hingga Teripang Kering sebagai Pelicin Masuknya Ganja

18 Oktober 2016   13:59 Diperbarui: 18 Oktober 2016   14:19 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Enaknya kalau sudah kenal dengan penjaganya Kak, tinggal taruh tu KTP, kita bisa jalan. Nanti pulang, bisa kita ambil lagi.” Itulah prosedur resminya. Tetapi banyak pula penyelundupan-penyelundupan yang terjadi. Ganja dari Papua Nugini bisa masuk ke Indonesia dengan cara menyogok para penjaga.

“Iya Kakak, mereka itu bawa teripang kering, satu dua kilo buat bisa masuk. Kadang pakai uang juga, tapi bukan Rupiah, mereka pakai Kina.” Ternyata para petugas perbatasan masih lemah iman untuk menghalau ancaman di garda terdepan bangsa.

“Tapi kebanyakan mereka masuk kalau malam hari,” hal ini mengingat bahwa masih kentalnya magis di Papua sehingga pukul 18.30 bisa dipastikan tidak ada yang keluar rumah. Hanya mereka para prajurit yang berani keluar masuk di perbatasan. “Mereka pun gemetar Kak, daerah itu masih rawan suanggi dan separatis.” Ucap Ciremai menambahi.

Pada akhirnya saya berterima kasih kepada putra-putri Papua di SABS yang turut mengedukasi bangsa melalui cerita perbatasan yang mereka sampaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun