media sosial untuk menikmati berbagai konten bagi masyarakat saat ini, terutama di kalangan anak muda. Remaja generasi z dengan angka 60,9 persen berdasarkan statistik yang dihasilkan dari studi yang dilakukan oleh Dr. Revathu Sagadavan merupakan konsumen tetap yang paling banyak menggunakan media sosial seperti; Instagram, Tiktok, Twitter, hingga YouTube. Pada saat yang sama, mereka menjadi pengguna dengan jumlah waktu penggunaan yang jauh lebih tinggi daripada orang-orang di kelompok usia di atasnya dengan rata-rata penggunaan 5-8 jam dalam penggunaan aplikasi selama satu hari.
Bukan hal yang tabu untuk berlama-lama menjelajahi internet dengan berselancar diBeragam pola kegiatan yang dilakukan dalam media sosial. Mulai dari melihat beragam konten video, berinteraksi kepada sesama pengguna, stalking, hingga scrolling konten video dengan waktu yang sangat lama. Salah satu kesan yang disampaikan oleh seorang mahasiswa; semakin lama pola kegiatan ini dilakukan, semakin hilang kesadaran mereka terhadap pembaziran waktu di dalam media sosial tersebut.
"awalnya saya hanya sekedar mau lihat highlight pertandingan sepak bola semalam, tidak sadar sudah satu jam saya scrolling macam-macam konten video di Instagram" ujarnya.
Jika dilihat dari sudut logika, sangat mustahil untuk manusia melakukan suatu tindakan dengan benar tanpa ada kesalahan sama sekali. Kemudian ia menganggap tindakan itu dilakukan tanpa kesadaran penuh. Sementara sesuatu yang dilakukan tanpa disadari hanya terjadi ketika manusia berada dalam keadaan mabuk atau hilang akal. Dalam islam hal tersebut dinamankan khomr; segela sesuatu yang memabukkan, sebagaimana sabdi Nabi SAW dalam sebuah potongan hadis :
" كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ .."
"..Setiap yang memabukkan adalah haram"
(HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 4343]
Tentunya tidak tepat jika kita mempersandingkan tindakan membuang-buang waktu dengan meminum khomr. Karena tidak kedua hal itu tidak sebanding. Maka sekilas tindakan tersebut adalah murni kesalahan diri yang sedar akan waktu terus berjalan, namun ketidakpedulian diri dan lemahnya pengendalian nafsu terus dibiarkan, tidak dilawan. Sehingga hadirlah kebiasaan buruk seperti kecanduan scrolling social media.
Jika terus dibiarkan eksistensinya di dalam diri akan berdampak buruk bagi diri sendiri dan untuk orang lain dalam jangka panjang. Berikut ini adalah beberapa kesan buruk daripada kecanduan scrolling social media.
Kesulitan Untuk Fokus
Berlama-lama di dalam media sosial tanpa adanya kepentingan; murni dilakukan atas dasar keinginan mengikuti hawa nafsu, mampu merusak intensitas fokus yang dimiliki pada diri sendiri. Ketika diri ini terbiasa mengutamakan kemauan daripada kebutuhan, kesadaran untuk mendeteksi apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab akan semakin menurun. Output dari kebiasaan buruk ini adalah kemalasan dan mudah kebingungan.