Â
Kepemimpinan umat Islam selain di tangan Rasulullah
Era Generasi ke-2 dari Khulafaur Rasyidin
Umar bin Khattab
Umar bin Khattab pada masa Jahiliahnya sudah terkenal sejak masa muda sebagai seorang pemuda yang lahir dari golongan keturunan terpandang di Quraisy.Â
Dan dengan kedudukannya sebagai pemuda dari kaum terpandang Qutaisy Umar juga pintar dan berkemauan kuat dengan lidahnya yang tajam bahkan dia sudah pandai membaca dan menulis dengan sangat lancar, yang pada saat itu kebanyakan dari masyarakat belum pandai menulis dan membaca. Selain itu, Umar juga adalah pemuda kuat dan juga pandai dalam bergulat, dia adalah juara gulat di Pasar Ukaz.
Maka dengan segala kelebihan yang dimiliki oleh Umar Rasulullah pernah berdoa untuk Umar "Ya, Allah, kuatkanlah Islam dengan salah satu dari dua Umar," ucap Rasulullah.Dua Umar yang dimaksud adalah Amr bin Hisyam alias Abu Jahal, dan satu lagi adalah Umar bin Khattab. Beberapa tahun kemudian, keinginan Rasulullah itu terkabul: Umar memeluk Islam dan menjadi salah satu sahabat Nabi yang paling dekat.
Bahkan karena keimanannya yang sangat tinggi setelah masuk Islam dan tidak tergodanya Umar dengan hal duniawi dan sikapnya yang adil dan bijaksana serta tegas, Umar di takuti oleh kaum Quraisy dan musuh-musuh bahkan setan sekalipun.Â
Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Ibnul al-Khaththab, demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman tanganNya, sesungguhnya tidaklah setan menemuimu sedang berjalan di suatu jalan kecuali dia akan mencari jalan lain yang tidak engkau lalui."Â
Sedangkan dalam hadist lain Rasulullah SAW pernah bersabda, "Sungguh aku melihat setan dari kalangan manusia dan jin lari dari 'Umar." (HR. Tirmidzi)
Adalah Abu Bakr yang mencalonkan Umar sebagai pengganti dari dirinya  sebagai khalifah karena kepercayaannya terhadap Umar bahwa dari kalangan Muslimin hanya Umar lah yang mampu  meneruskan kebijakan politiknya dan kepengurusan Umat, maka setelah wafatnya  Abu Bakr pada Senin petang setelah matahari terbenam 21 Jumadil Akhir tahun ke- 13 Hijriyah (22 Agustus 634 Masehi) dibaiatlah Umar pada keesokan harinya. Umar berkuasa selama sepuluh (10) tahun mulai pada tahun 634 sampai 644 Masehi.
Masa pemerintahan Umar adalah masa perang dan penaklukan, dengan kemenangan yang selalu berada di pihak Muslimin. Kedaulatan Islam meluas sampai mendekati Afganistan dan Cina di sebelah timur, Anatolia dan Laut Kaspia di utara, Tunis dan sekitarnya di Afrika Utara di bagian barat dan kawasan Nubia di Selatan.
Dalam kepemimpinannya Umar selalu tegas dan menerapkan kepemimpinannya secara adil tanpa pandang bulu, bahkan kepada para wakil dan gubernurnya.Â
Tindakannya kepada para pejabatnya selalu dengan disiplin yang keras, dan memang inilah jalannya Umar yang telah ia lakukan. Karena ia yakin bahwa untuk menjamin adanya kebebasan, kekuatan dan kehormatan umat hanyalah dengan mempersamakan antara si penguasa dengan rakyatnya, antara si kaya dengan si miskin, antara si  amir  dengan si jelata.Â
Jika ada pengaduan tentang para pejabatnya, mereka akan diadili dan siapa saja yang tidak memuaskan dalam memegang amanat dan menjalankan tugasnya akan dipecat. Ada sebuah kisah tentang keputusan Umar bin Khattab untuk memberhentikan Khalid bin Walid dari kepemimpinannya di laskar perang, dengan alasan agar Umat Islam tidak bergantung atau menganggap bahwa kemenangan akan diraih jika pasukan di pimpin oleh Khalid bukannya atas bantuan Allah Subhanahu wa Ta'ala.Â
Politik Umar adalah hendak menggabungkan semua ras Arab kedalam satu kesatuan yang membentang dari teluk Adem di Selatan sampai ke ujung utara di pedalaman Samawah.
Pembuatan sistem kalender Tahun Hijriyah yang berdasarkan kepada hijrah Rasululllah sebagai permulaan Kalender untuk menggantikan sistem kalender yang mengacu kepada tahun jahiliah yang digunakan selama itu  juga merupakan hasil pemikiran dari Umar bin Khattab untuk menghapus segala yang sebelumnya yang tidak berbau Islami.Â
Umar berpendapat bahwa Hijrah Nabi ke yastrib itu merupakan suatu peristiwa yang besar dalam sejarah Islam pada masa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, sebab dengan hijrah inilah permulaan pertolongan Allah kepada Rasul-Nya dan agama-Nya diperkuat.Â
Dan oleh karena itu persatuan Arab justru semakin kuat dan kemajuan ini didorong karena pada tahun pembuatan kalender ini terjadi ketika tokoh-tokoh Muslimin membawa kemenangan dari pembebasan-pembebasan wilayah.
Menjadikan Madinah sebagai ibu kota dan Musyawarah menjadi dasar hukum. Musyawarah yang ada pada saat itu bukanlah hendak membatasi wewenang khalifah seperti dalam pengertian sistem parlemnter yang kita kenal. Kalangan pemikir yang memberikan pendapat kepada Khalifah juga tidak berhak memaksakan pendapat mereka. Dengan demikian kekuasaan penuh tetap berada di tangan Khalifah.Â
Dia bertanggung jawab kepada Allah, kepada dirinya sendiri dan kepada umat yang membaiatnya. Jika melewati batas hak dan melanggar ketentuan Allah dan Rasul-Nya , dan perhitungan dengan Allah dan dengan dirinya sudah tidak pula dapat menahannya, maka umatlah yang akan meluruskannya dengan mata pedang.
Umar jugalah yang membentuk administrasi Negara dan pendibustriannya agar jalannya pemerintahan tidak tercampur dengan urusan lainnya hingga pemerintahan bisa focus dengan urusan Negara dan urusan lainnya dilaksanakan oleh penanggung jawabnya dengan begitu pemerintahan akan dengan mudah menjalankan urusannya dan terlaksana dengan baik.Â
Demikian juga dengan pembagian kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif. Namun demikian Umar tetap memiliki peran dalam setiap hal itu.
Umar juga membentuk lembaga keuangan dan pemberian tunjangan, dengan tujuan agar orang-orang memiliki perasaan bela Negara, bahwa Negara sudah memerhatikan rakyatnya dengan baik maka mereka akan membela negaranya dengan segenap jiwa dan raganya. Selain itu pada masa Umar juga terbentuk lembaga arsip dan dokumentasi Negara.
Bisa dikatakan dalam sepuluh tahun kepemimpinan Umar, pemerintahan dan kekuasaan Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat baik dari wilayah, administrasi Negara, kehidupan social, dan dalam bidang lainnya. Karena Umar sendiri memang sangat peduli terhadap rakyatnya.Â
Karena ia menganggap bahwa ini adalah amanat dari Umat dan akan dipertanggung jawabkannya dihadapan Allah di hari akhir kelak. Semoga mereka yang sekarang duduk dikursi dengan lambang dan jabatan dan penerusnya bahkan kita semua bisa mengambil tauladan dari mereka yang telah harum namanya baik dunia maupun akhirat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H