Bagaikan api yang membakar
Membara, berkobarÂ
Menyala, panas
Melahap secepat kilat
Begitulah rinduÂ
Gejolak itu datang
Melahap seluruh pikiran
Meluruhkan pertahanan
Setiap tetes air langit jatuh
Tetesanku semakin menjadi
Setiap alunan nada itu berirama
Semakin bergejolak rasa di dada
Seperti sakit tak berdarah
Seperti retak tak berwujud
Semuanya ada, namun ilusi mendominasi, selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!