Bagi saya membaca tulisan-tulisan  tidak cuma sekedar membaca, ibarat sekolah tugas kita adalah belajar dan belajar. belajar dari pengalaman hidup orang-orang disekitar kita juga belajar dari tulisan yang ditulis oleh penulis seperti pak tjipta.
Seperti yang beliau tuliskan dibuku 'beranda Rasa', "Seandainya kita bisa hidup seratus tahun, juga tidak cukup untuk mempelajari semua ilmu, Tapi tugas kita sebagai manusia adalah belajar dan belajar, hingga kita dipanggil oleh sang maha pencipta. Dengan belajar kita tidak akan membuang waktu dengan sia-sia, karena waktu yang terbuang tidak mungkin dapat diraih kembali".
Dari membaca tulisan-tulisan  dibuku beliau, ada beberapa rahasia kecil yang mungkin tidak semua orang tahu, bahkan mungkin kompasianer pun belum tahu atau tidak terlalu memperhatikan, ini saya tahu pun karena baca bukunya sampai habis. Salah satu rahasia itu tertera dalam epilog yang ditulis oleh Bunda Rose istri beliau ternyata nama kecil Pak Tjipta adalah Andre, koq beda sekali yah antara Tjiptadinata dan Andre..haha
Kemudiaan yang tak kala pentingnya adalah tentang kesetiaan beliau terhadap keluarga, patut dijadikan contoh , dimana dimasa kini kesetiaan merupakan sesuatu yang amat mahal harganya, kecintaan dan kasih sayang beliau terhadap istri dan anak-anaknya menambah kekuatan dalam melangkah, dan Bunda Rose juga merupakan seorang wanita yang sangat luar biasa, walaupun kondisi mereka pernah terpuruk, kekurangan. Kekuatan cinta diantara mereka yang mampu tetap menyatukan mereka hingga kini.
Tekad yang tak pernah luntur, kerja keras dan kesetiaan terhadap keluarga merupakan motivasi yang luar biasa yang beliau berikan, sungguh tak bisa diungkapkan dengan kata-kata yang panjang lebar untuk menggambarkan tentang beliau, hanya satu kata yang bisa saya ucapkan 'luar biasa'. yaa...Pak tjipta sungguh luar biasa, contoh nyata bagi yang masih muda, gudangnya pengalaman hidup dalam suka dan duka, pahit dan manis semua sudah beliau lalui. Perjalanan panjang , penuh liku-liku dan melelahkan. Â Bijak nya beliau dalam memandang hidup patut dijadikan suri tauladan walaupun cuma lewat tulisan.
Harapan terbesar saya pada Pak Tjipta saat ini, saya begitu ingin sekali bertemu beliau, entah kapan keinginan saya bisa terwujud, setelah dua kali kompasianival saya lewatkan, karena berbagai hal dan keterbatasan  sehingga saya tidak dapat menghadari acara tersebut dan tidak bisa jumpa beliau. Mudah-mudahan tahun ini harapan saya bisa terwujud.
Buat Pak Tjipta, Selamat Ulang Tahun ya pak. Semoga bapak selalu sehat serta selalu dalam lindunganNYA, teruslah berkarya dan jangan berhenti untuk memberikan nasehat, motivasi, pencerahan untuk kami yang lebih muda ini.
Dan saya berharap apa-apa yang bapak berikan buat kami, dapat kami teruskan kepada anak-anak kami sehingga bisa menjadi manusia yang kuat dan tidak cengeng dalam mengarungi kehidupan.Â
Dan saya memohon maaf beribu maaf buat Bapak Tjipta, jika dalam tulisan ini menyinggung atau ada sesuatu yang salah, apa yang saya tulis keluar dari lubuk hati yang paling dalam . Pujian saya terhadap Pak Tjipta pun sangat tulus saya berikan sebagai bentuk rasa hormat saya yang tak terhingga. Salam Hormatku.
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H