Mohon tunggu...
Dahlia Yustina
Dahlia Yustina Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

simple - ada di : http://www.pondokdumeliadytna.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Rumputmu Ternyata Hanya Imitasi

29 April 2015   07:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:34 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1430286278918430794

Pastikan keseimbangan antara penghasilan dan pengeluaran, jangan besar pasak daripada tiang. Coba lihat kebutuhan, cek atau dibuat daftar apa saja yang menjadi kebutuhan kita yang benar-benar mendesak di luar kebutuhan pokok kita. Perhatikan juga barang yang kita beli itu fungsinya untuk apa, jangan-jangan hanya meramaikan saja dan tak ada manfaatnya sama sekali. Kemudian masalah keinginan, rasanya kalau kita bicara tentang keinginan sampai kapan pun tidak akan ada habisnya. Di sinilah fungsinya apakah kita sudah terampil untuk "mengontrol diri", jangan sampai sesuatu yang kita beli merupakan barang yang tidak kita butuhkan sama sekali. Jujur  dalam poin "keinginan" ini terus terang saja saya merasa perlu untuk menyentil diri sendiri karena kadang juga bablas dan terpengaruh pandangan mata terhadap suatu barang atau nggak enakan sama teman yang nawarin barang dagangan. Saya kadang menyesal bukan kepalang, duit yang tinggal sisa di dompet habis dibelikan barang tak berguna.

Setiap bulan pastikan "menabung" menjadi suatu kewajiban ibarat kita punya hutang yang harus segera dilunasi. Sisihkan berapa pun jumlahnya tak penting sekedar 'satu rupiah dua rupiah' tak mengapa - tetapi usahakan untuk disiplin dalam hal ini karena manfaatnya baru terasa di kemudian hari. Mungkin ada rasa minder kalau menyimpan uang di bank tapi jumlahnya sedikit. Pakai cara lain yang paling pas buat kita karena kita tidak tahu apa yang bakal terjadi di depan, syukur-syukur semua baik-baik saja.

Hidup sesuai kemampuan, saya rasa itu lebih baik, daripada harus memaksakan diri untuk mengikuti gengsi dengan gaya hidup yang terlalu tinggi tak sesuai kemampuan dan berhutang sana-sini, mungkin waktu terima duit atau barang utangannya sih kita merasa oke-oke saja, tapi giliran bayarnya itu yang harus dipikirkan.

Demikian tulisan yang sangat sederhana ini. Mohon maaf saya sama sekali tidak bermaksud untuk menggurui dan saya tau banyak sekali orang-orang yang handal di bidang ini yang bisa memberikan penjelasan yang lebih rinci. Mudah-mudahan saja bisa memberikan sedikit manfaat paling tidak sebagai pengingat, minimal bagi diri saya sendiri untuk terus berbenah dan memperbaiki diri. Tak ada kata terlambat untuk terus berbenah diri - intinya, bijaklah dalam mempergunakan uang, syukuri saja apa yang sudah kita miliki - jangan suka memandang rumput tetangga yang terlihat sangat subur karena bisa saja semua itu adalah fatamorgana, hanya imitasi yang palsu belaka. Berusahalah semaksimal mungkin agar rumput kita selalu subur walau tak terlihat.

Kalau boleh izinkan saya mengutip kata-kata dari seorang ustadz....."Yang terpenting bagi kita bukanlah banyak, tetapi yang penting adalah cukup.banyak itu relatif - sedangkan cukup itu terukur". #Mengingatkan diri sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun