Mohon tunggu...
Dahlia Yustina
Dahlia Yustina Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

simple - ada di : http://www.pondokdumeliadytna.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ketukan di Kaca, Sebuah "Modus"

9 Oktober 2014   01:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:49 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dihari minggu itu, saya dan suami hendak pergi kesuatu tempat.sebelumnya kami mampir dulu kesebuah mini market yang tidak jauh dari rumah, karena dipikir cuma sebentar mobil tidak diparkir diarea parkir mini market tapi hanya dipinggirkan ke tepi jalan, toh suami cuma mau beli alat cukur saja sebentar dan saya tetap menunggu di mobil.

Suasana minggu pagi itu cukup lengang hanya beberapa kendaraan yang lewat,beberapa menit kemudian kaca jendela mobil diketuk seseorang, tadinya saya pikir tukang parkir mini market atau pak polisi yang mau tanya surat-surat, ternyata bukan, saya buka kaca jendela mobil , saya tanya  " ada apa mas...?", " tadi mobil ibu nabrak mobil saya...". "lho...? lansung dituduh begitu saya bingung, laki-laki itu menunjuk sebuah mobil warna kuning  yang entah kapan hadirnya ternyata sudah nangkring dibelakang mobil kami,laki-laki itu melongok-longok melihat kedalam mobil kami yang kaca jendelanya terbuka sedikit.

"lho saya nabraknya kapan mas...? saya bingung

"lha tadi kan pas didepan stasiun,orang-orang bilang mobil ibu yang nabrak...

"Mas ..jangan nuduh sembarangan ya, saya gak lewat stasiun, saya dari rumah lansung kesini, tuh...jalan kerumah saya..."

Saya menunjuk jalan kearah rumah saya yang berlainan arah dengan stasiun dan kami sama sekali tidak lewat sana. laki-laki itu tetap ngotot sambil menunjukkan bagian belakan mobilnya. saya lihat memang bemper bagian belakang sudah tidak ada , plat nopol nya juga tidak ada.

Tidak mungkinlah jika saya melakukan sesuatu yang merugikan orang lain begini, terus lari begitu saja meninggalkan tanggung jawab, emang saya penjahat apa !, lagi pula tidak mungkin kalau saya menabrak bemper mobil lepas dan mobilnya penyok-penyok begitu  tidak kerasa sama sekali, lagipula dibagian mobil kami tidak ada bekas-bekas apapun apalagi ikutan penyok.

Saya jadi merasa ini adalah modus suatu kejahatan, mungkin laki-laki itu merasa bisa menekan dan memeras saya dengan berpura-pura kena tabrak. saat saya sedang ber sitegang dengan pengemudi mobil kuning itu, suami saya keluar dari mini market dan tanya kesaya ada apa, saya kasih penjelasan ke suami, eeh laki-laki itu malah  bilang ke suami....

"bapak gak usah ikut campur, ini urusan saya sama ibu ini...

"waduh mas, ini bakal jadi urusan saya juga, ibu ini istri saya..." suami saya berusaha kalem

"kalo mas memang yakin istri saya nabrak mobil mas kita selesaikan saja dikantor polisi, gak jauh koq polresnya tuh didepan..." suami masih tetap kalem, sambil menunjuk kantor polisi yang hanya beberapa ratus meter.

"gimana mas...?

Laki-laki itu lansung masuk mobilnya dan ngibrit tanpa berkata apa-apa lagi. tukang parkir yang sedari tadi hanya mendengarkan insiden pagi minggu itu bilang kesaya kalau orang yang pura-pura kena tabrak dan minta ganti rugi memang sering terjadi,korban nya ibu-ibu. padahal pagi itu bukan saya yang pegang setir.

Bagi ibu-ibu teman-teman kiers yang terbiasa membawa mobil sendiri apa salah nya untuk lebih berhati-hati. disamping hati-hati agar tidak nabrak beneran juga hati-hati jangan sampai jadi korban kejahatan. saya yakin apa yang saya alami pagi itu adalah sebuah modus kejahatan, dalam keadaan serba susah seperti saat ini orang-orang bisa dibuat tak bisa berpikir jernih untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga segala cara ditempuh.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun