Mohon tunggu...
Dahlia Yustina
Dahlia Yustina Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

simple - ada di : http://www.pondokdumeliadytna.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cuma Jalan Lima Belas Menit Koq...

1 Desember 2014   14:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:22 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini barangkali memang sudah menjadi tipikal sebagian orang tua dalam masyarakat kita, sebagian ya tidak semuanya, apalagi para ortu di K ini saya yakin pasti semuanya orang tua yang baik, he..he. Membahagiakan dan memenuhi kebutuhan anak adalah sebuah kewajiban yang tidak dapat ditawar, tapi masalahnya bagaimana jika memberikan kebahagiaan dan menuruti kemauan anak di terjemahkan dengan cara yang salah kaprah. Salah kaprah yang bagaimana...?, apa yang akan saya ceritakan disini hanya salah satu contoh yaa...tak bermaksud sama sekali untuk menggurui atau mengajari, hanya contoh dari apa yang di lihat dan saya dengar sendiri.

Kejadian ini sudah enam bulan lalu, tapi  masih ingat kronologisnya. waktu itu saya sedang berada di luar kota, pagi2 saya dapat telepon dari seorang teman yang minta tolong untuk menghubungi orang pintar yang bisa mengobati patah tulang, dia cerita anak laki-laki nya yang kelas 2 smp mengalami kecelakaan sepeda motor, anak nya yang bawa motor sementara 2 temannya bonceng dibelakang, artinya mereka bonceng bertiga. pagi itu mereka hendak berangkat sekolah, entah kenapa mungkin ngebut sambil cekakak-cekikik akhirnya nyungsep nabrak pohon kelapa sawit disisi jalan, akibatnya motor hancur , sang anak teman luka parah sekaligus patah kaki dan lengan begitu juga dengan teman2nya ,walau tidak sampai patah tulang tapi lumayan juga. sementara disisi lain tidak ada yang bisa diminta pertanggung jawaban karena ini murni kecelakaan tunggal.

Saya berusaha menghibur teman saya, dan janji akan menghubungi orang yang bisa mengobati patah tulang tsb. Pulang dari luar kota saya bezuk anak teman ini di RS, oh kondisinya betul2  membuat  miris, bagaimana tidak anak yang baru berumur 12 thn mengalami hal seperti ini. badannya lebam dan luka, yang bikin  tambah nyesek patah kaki dan lengannya itu, tak bisa di bayangkan betapa kesakitannya anak ini, itu saja pas saya berkunjung dia tampak gelisah terus dan nangis2 karena sakit.

Saya tanya ke neneknya, sekolahnya dimana...? menurut keterangan neneknya sih sekolah nya pas diujung jalan luar kompleks rumah mereka, berarti jaraknya sangat dekat,hitungan saya sih paling jalan kaki sepuluh menitan atau lima belas menit lah paling lama. kenapa tidak jalan kaki aja, atau pake sepeda gitu...atau diantar saja kan lebih aman....ah entahlah.

Mohon maaf tak ada maksudku untuk menyudutkan temanku akan tetapi Apakah bijak, kalau orang tua yang memiliki anak baru kelas 2 smp, terus letak sekolahnya dekat pula mesti dikasih motor seperti itu, memang sih motornya motor sendiri, belinya juga pake duit sendiri, bisa2  dicap nyinyir jika saya bilangin atau nasehatin.Tetapi adakah terpikir selama ini tentang keselamatan sang anak, seperti kasus ini saja yang terjadi dijalan yang lumayan sepi pengguna jalan, bagaimana kalau dibawa kejalan yang lalu lintasnya ramai, tentu nya selain membahayakan anak juga akan membahayakan orang lain.

Kasus ini bukan satu-satunya kejadian yang saya tahu, teman-temanku sering cerita tentang kejadian seperti ini, bahkan sekitar satu bulan lalu saat saya dan suami sedang bepergian keluar kota, ditengah keramaian jalan lintas sumatera yang lumayan padat kami melihat ada seorang anak berumur sekitar 12-13 tahun membawa sepeda motor matic terjepit diantara dua truk, dalam hal ini siapa yang patut disalahkan...sopir truk kah?, anak yang bawa motor ? atau orang tua?, saya bingung kalau mesti menjawab hal ini.

Kejadian ini di  jadikan pelajaran saja bagi diri saya yang juga punya 3 anak laki-laki, rasanya tak ada orang tua yang tak sayang sama anaknya termasuk saya, justru karena sangat sayang sama anak, saya dan suami melarang dan tidak memberikan izin dulu,walau kadang anak-anak suka merengek juga minta izin bawa motor.berusaha saja untuk memberi pengertian pada anak, dari pada nanti susah sendiri kecuali umur sudah cukup. Bukankah Sekolah tempat belajar mencari ilmu bukan untuk gaya-gayaan, biar saja orang lain bilang kita miskin , nggak gaul, nggak gaya asal sekolah bener dan bisa meraih prestasi. toh orang lain bisa menilai sendiri.

Saat tulisan ini di buat, sukurlah walaupun masih dibantu penyanggah anak teman saya sudah sembuh, sudah bisa balik lagi kesekolah  setelah berbulan-bulan menjalani perawatan dan izin  tidak masuk, mudah-mudahan teman saya bisa mengambil pelajaran dari kejadian ini.  Salam Sayang Anak....

-----------------------

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun