Mohon tunggu...
Syarifah Aini
Syarifah Aini Mohon Tunggu... Editor - Seorang ibu disleksik yang suka menulis.

Ibu biasa yang suka bereksperimen dengan kata-kata. Memanfaatkan berbagai platform dan media sebagai laboratorium aksara.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peran Perempuan dalam Program Literasi Digital

14 Juni 2022   11:59 Diperbarui: 14 Juni 2022   12:18 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Program Literasi Digital Nasional diluncurkan pemerintah pada tahun 2021. Lalu apakah sebenarnya definisi literasi digital dan kenapa hal tersebut menjadi penting sampai pemerintah mendukung program-program peningkatan literasi digital tersebut?

Literasi secara sederhana bisa diartikan sebagai kemampuan menulis dan membaca, walaupun dalam Deklarasi Praha yang digagas PBB di tahun 2003 juga sudah merumuskan tatanan literasi dunia dengan istilah yang lebih populer dengan  information literacy dengan empat tahapan: basic literacy (literasi dasar), media literacy (kemampuan untuk menggunakan media informasi), technology literacy (literasi teknologi), dan kemampuan untuk mengapresiasi grafis dan teks visual (visual lieracy).

Jadi, literasi digital menurut Deakin University's Graduate Learning Outcome 3 adalah upaya memanfaatkan teknologi dalam menemukan, menggunakan, dan menyebarluaskan informasi dalam dunia digital.

Benar adanya, karena di tahun berikutnya fitur digital semakin berkembang. Teknologi memang mudah dipelajari semudah perkembangan itu terjadi, tetapi jika generasi Baby Boomers, gen X, dan gen Y tidak mampu mengimbangi, bukan tak mungkin mereka akan terombang-ambing oleh zaman. Gen Z dan generasi Alpha adalah generasi digital native, tetapi usia mereka saat ini masih sangat membutuhkan pendampingan. Jika tidak melek literasi digital, modal apa yang dimiliki orang tua untuk mendampingi mereka? Itulah motivasi saya tetap terus belajar dan mengikuti perkembangan dunia digital.

Awal 2020 pandemi melanda dunia tak terkecuali Indonesia. Seberapa canggungnya pun individu, di saat pandemi mau tak mau harus karib dengan piranti teknologi. Penggunaan digital platform menjadi hal mutlak dalam pembelajaran, pekerjaan, bahkan transaksi ekonomi. Kala pandemi, tanpa skill digital yang memadai, peradaban bangsa bisa tertinggal. 

Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 191 juta orang pada Januari 2022. Jumlah itu telah meningkat 12,35% dibandingkan pada tahun sebelumnya sebanyak 170 juta orang. Melihat trennya, jumlah pengguna media sosial di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

Seiring dengan semakin riuhnya dunia maya, berbagai cyber crime atau cyber bullying, bahkan konten hoaks tak lagi bisa dihindari, tetapi sebagai perempuan berdaya dan cerdas, sudah seharusnya mengambil peran dalam hal ini.

Riset dari DataReportal menunjukkan bahwa jumlah pengguna media sosial Indonesia mencapai 191,4 juta pada Januari 2022. Angka ini meningkat 21 juta atau 12,6 persen dari tahun 2021. Indonesia bahkan menempati peringkat keempat untuk pengguna Facebook terbesar setelah USA, Brazil, dan India.

Dari data di atas, bisa dilihat bahwa masyarakat Indonesia sangat loyal mengakses internet. Namun, kondisi belum berbanding lurus dengan pengetahuan dan literasi digital. Bagaimanapun, saat ini kemampuan mengoperasikan gawai saja belum cukup.

Data Kominfo menyebutkan rerata waktu yang dihabiskan untuk mengakses internet di Indonesia berkisar 7 jam 52 menit. Harus ada upaya keras untuk meningkatkan literasi digital. Dalam program Gerakan Literasi Digital Nasional, ada 4 pilar yang harus dipenuhi: pertama, Etika Bermedia Digital, yaitu menyadari dan mengembangkan etika digital.

Kedua, Aman Bermedia Digital, yaitu menerapkan dan meningkatkan kesadaran data pribadi dan keamanan digital. Ketiga, Cakap Bermedia Digital, yaitu kemampuan menggunakan software, hardware, dan sisitem operasi digital. Keempat, Budaya Bermedia Digital, yaitu aktivitas di ruang digital dengan wawasan kebangsaan sesuai budaya Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun