Apakah penulis harus melulu menuruti selera pasar? Saya tidak sedang membicarakan idealisme, karena sejatinya idealisme itu sendiri terkadang merupakan standar ideal untuk tiap-tiap orang. Namun, kenapa kita tidak 'memasarkan' diksi-diksi baru kita kepada khalayak agar ia bisa dinikmati berbagai kalangan.
Ini adalah PR besar penulis, wartawan, pegiat literasi, dan tentu saja para pencinta bahasa. Sebab bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi bahasa adalah identitas bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H