Mohon tunggu...
Dyonisius Favian
Dyonisius Favian Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Work hard play hard

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kita Muda, Kita Ada

1 Februari 2024   11:33 Diperbarui: 1 Februari 2024   11:34 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemeriahan Tahun Politik

Tahun ini, masyarakat Indonesia sedang merayakan tahun politik. Tahun Politik tersebut ditandai dengan pergelaran Pemilihan Umum (Pemilu). Pergelaran Pemilu menjadi tanda kehadiran proses demokrasi di negeri ini. Pemilu merupakan sebuah proses demokrasi yang menjadi sarana bagi masyarakat untuk memilih pemimpin secara langsung. Pemimpin yang dipilih hendaknya memiliki integritas, adil dan mengutamakan kepentingan rakyat (Azzahra et al., 2024, 134). Pada perhelatan Pemilu yang akan diselenggarakan pada tanggal 14 Februari mendatang, terdapat tiga pasangan calon (paslon) yang memperebutkan kursi pemerintahan tertinggi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk menyongsong pesta demokrasi tersebut, kampanye mulai marak dilakukan di berbagai tempat, baik secara daring maupun luring. Para calon presiden dan calon wakil presiden juga beradu kelayakan mereka di atas panggung debat yang telah diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum secara bertahap.

Berita terkait elektabilitas para pasangan calon (paslon) terus diperbarui oleh media massa dan lembaga survei lainnya, terlebih dalam masa pasca-debat. Menurut KBBI daring, elektabilitas merupakan kemampuan atau kecakapan untuk dipilih menduduki suatu jabatan dalam pemerintahan. Data elektabilitas dapat dijadikan tolok ukur kekuatan dan atau potensi kemenangan para pasangan calon dalam Pemilu mendatang. Penilaian kemampuan tersebut diletakkan pada masyarakat yang secara hukum telah memiliki hak untuk berpartisipasi dalam Pemilihan Umum (Pemilu). Diprediksi bahwa generasi muda justru akan mendominasi dalam Pemilu tahun 2024 ini. Generasi muda tidak boleh hanya duduk diam dan menonton, namun justru generasi muda memiliki peran penting sebagai agen of change dalam pesta demokrasi tahun ini (Azzahra et  al: 2024, 137).

Kemeriahan Generasi Muda di Seminari Mertoyudan

Seminari Mertoyudan merupakan suatu instansi pendidikan yang setara dengan Sekolah Menengah Umum. Dengan demikian, para peserta didik adalah para remaja yang berusia 15-19 tahun. Dalam rentang usia tersebut, terdapat remaja yang sudah memiliki hak suara untuk berpartisipasi dalam Pemilu tahun ini.         

Sebagian besar seminaris (siswa di Seminari Mertoyudan) terhitung sebagai pemilih pemula. Dengan begitu, para seminaris belum memiliki pengalaman dalam mengikuti Pemilu sebelumnya. Meski demikian, para seminaris tidak kalah antusias dalam memeriahkan Pemilu. Oleh sebab itu, para formator (pembina) Seminari Mertoyudan merekomendasikan para seminaris supaya menonton debat-debat capres dan cawapres sebagai persiapan menyambut Pemilu dan lebih mengenal para paslon. Sampai artikel ini dipublikasi, data elektabilitas dari para seminaris digambarkan sebagai berikut;       

Data yang disajikan dalam diagram di atas merupakan data yang diambil tertanggal 29 Januari 2024. Data diperoleh melalui penyebaran angket kepada 65 seminaris yang sudah memiliki hak suara dalam Pemilu mendatang. Data menyebutkan bahwa pemilih sementara untuk paslon nomor urut 1 berjumlah dua, paslon nomor urut 2 berjumlah sebelas dan paslon nomor urut 3 berjumlah empat puluh dua suara. Selain itu, terdapat sepuluh responden yang belum memutuskan pilihan.

Dari data tersebut terlihat bahwa terjadi ketimpangan elektabilitas yang besar antara paslon nomor urut 3 dengan paslon nomor urut 2 dan 1. Selisih antara paslon nomor urut 1 dan 2 hanya berjumlah sembilan suara. Selisih suara antara paslon nomor urut 1 dan 3 berjumlah empat puluh suara. Selisih suara antara paslon 2 dan 3 berjumlah tiga puluh satu suara. Dengan demikian, paslon nomor urut 3 menduduki peringkat pertama dalam elektabilitas yang diperoleh dari para seminaris Seminari Mertoyudan.

Alasan Pemilihan

Pengumpulan data yang telah dilakukan tidak hanya mengumpulkan suara sementara para seminaris namun juga disertai alasan pemilihan. Penyertaan alasan dimaksudkan untuk melihat apakah para seminaris sebagai anak muda sudah memilih secara objektif dan memiliki landasan yang kuat. Alasan para responden yang memilih paslon nomor urut 1 adalah paslon memiliki ide kreatif dan memiliki kecakapan baik yang dinilai dari jabatan sebelumnya. Kemudian, beberapa alasan para responden yang memilih paslon nomor urut 2 adalah paslon memiliki sikap pantang menyerah, patriotisme dan berwibawa. Selain itu, sebagai anak muda, para responden ingin melihat pengaruh anak muda (mengarah pada Gibran) dalam pemerintahan. Adapun beberapa responden yang melihat bahwa visi dan misi milik paslon nomor urut dua itu bagus.

Selanjutnya, para responden yang memilih paslon nomor urut 3 memiliki alasan yang beragam dengan jumlah yang banyak. Paslon yang terlihat meyakinkan, memiliki jam terbang yang tinggi dan bekerja secara nyata merupakan alasan dominan. Sebagian responden yang memilih paslon nomor urut 3 adalah masyarakat yang tinggal di Jawa Tengah dan pernah merasakan dampak dari kepemimpinan Bapak Ganjar. Satu alasan yang tidak kalah penting dan menjadi daya tarik beberapa responden lain ialah moto yang diangkat paslon nomor urut 3. Moto tersebut dinilai sungguh menarik dan mengesan. Moto tersebut dinilai mampu memikat para responden. Di antara para responden pemilih paslon nomor urut 3, terdapat satu responden yang beralasan bahwa ia mengikuti pilihan temannya.

Telah dikatakan dalam penggambaran data bahwa terdapat sepuluh responden atau setara dengan 15% dari total responden yang belum dapat memutuskan pilihan. 50% alasan yang diberikan oleh para responden adalah mereka masih bingung dan bimbang. Mereka merasa masih belum mengenal sesungguhnya ketiga paslon. Mereka akan menunggu sampai pada debat terakhir. Beberapa responden lain memberi alasan bahwa mereka belum mendapat pilihan yang sesuai dengan ideologi mereka. Tanggal 14 Februari yang semakin dekat membuat para responden ini perlu diperhatikan. Di satu sisi, pertimbangan yang matang memang diperlukan. Di sisi lain, para responden yang belum menentukan pilihannya berpeluang untuk menjadi golongan putih (golput).

Selayang Pandang Rekam Jejak Para Calon

Selain memperhatikan visi dan misi yang ditawarkan para pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, masyarakat perlu memperhatikan rekam jejak dari para calon. Pasalnya, rekam jejak para calon dapat memberikan referensi tambahan untuk memilih. Rekam jejak menjadi penting untuk diperhatikan supaya para pemilih benar-benar mengenal latar belakang para calon. Dengan demikian, pertimbangan para pemilih akan bertambah. Para pemilih dapat menilai apakah visi dan misi yang diusung para paslon sejalan dengan pengalaman empiris para paslon. Data rekam jejak dikutip dari Kompas.com.

Dimulai dari paslon nomor urut 1. Bapak Anies sang capres pernah menjadi anggota Panitia Seleksi Komisaris KPU dan Bawaslu, menjabat Dewan Manajer American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF). Kemudian, beliau menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sampai akhirnya menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dilansir dari CNN Indonesia, ketika Bapak Anies mencalonkan diri sebagai gubernur, beliau pernah dituding terlibat dalam kasus politik identitas ketika Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta tahun 2017. Bapak Muhaimin, pasangan cawapres dari Bapak Anies, adalah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Selain itu, Pak Muhaimin pernah tercatat beberapa kali sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI). Beliau juga pernah menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Berpindah ke nomor urut 2, Bapak Prabowo memulai karirnya dari dunia militer. Beliau pernah menjabat sebagai Danjen Kopassus, Pangkostrad dan Dansesko ABRI. Kemudian, beliau menjadi Dewan Penasihat Partai Golongan Karya (Golkar). Lalu, beliau mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan menjadi ketua umum Gerindra pada tahun 2014. Jabatan terakhir beliau adalah Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju. Ketika dilihat lebih jauh ke belakang, beberapa media massa pernah memuat Pak Prabowo yang melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Salah satunya dari media Voice of America Indonesia yang menyebutkan bahwa Pak Prabowo harus diminta pertanggungjawaban terkait kasus penghilangan paksa tahun 1997-1998. Bapak Gibran, pasangan Bapak Prabowo, mulai terjun ke dunia politik melalui kontestasi calon Walikota Surakarta 2020 dan memenangkan kontestasi tersebut. Ia masih terhitung baru dalam dunia politik.

Selanjutnya adalah paslon nomor urut 3. Bapak Ganjar sudah bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) sejak beliau masih mahasiswa. Beliau pernah menjabat sebagai anggota DPR-RI selama dua periode dan menjadi Gubernur Jawa Tengah. Di sisi lain, Bapak Ganjar juga pernah dituduh sebagai penyebab kegagalan perhelatan Piala Dunia U-20 tahun lalu. Pasangan beliau, Bapak Mahfud, pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI, Menteri Kehakiman dan HAM, anggota DPR-RI. Beliau banyak terlibat dalam organisasi yang berkaitan dengan hukum seperti; Tim Konsultan Ahli pada Badan Pembinaan Hukum Nasional, Ketua MK dan bahkan menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan RI.

Pemilih Muda Harus Bijaksana

Pasal 43 UU HAM berbunyi "setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan". Dilansir dari hukumonline.com, tindakan golput memang tidak bisa dikenakan sanksi pidana dengan syarat golput tanpa pengaruh pihak lain. Meski demikian, golput bukan tindakan yang terpuji. Tindakan golput dapat menandakan bahwa seseorang apatis terhadap politik. Dilansir dari kominfo, angka golput yang tinggi dapat menyebabkan rendahnya kredibilitas terhadap calon terpilih. Dengan begitu, calon terpilih menjadi kurang percaya diri dalam melaksanakan pemerintahan.

Sebagai warga negara yang baik, hendaknya seluruh lapisan masyarakat turut membangun negara Indonesia menjadi lebih baik. Dengan menggunakan hak suara secara optimal, kita sudah berpartisipasi dalam pembangunan bangsa. Sebagai, anak muda tidak perlu takut untuk menggunakan hak suara karena sudah diatur sedemikian baik dalam UU. Data elektabilitas yang sudah disajikan untuk menunjukkan bahwa para seminaris sebagai anak muda sudah berani memilih dengan alasan yang jelas. Anak muda sebagai generasi masa depan bangsa perlu untuk berani bersuara terlebih dalam hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan bangsa. Keberanian tersebut tentu merupakan keberanian yang bertanggungjawab. Pemilihan capres dan cawapres sebaiknya dilakukan dengan landasan yang kokoh dan pertimbangan matang demi kepentingan bersama. Diharapkan dengan diketahuinya rekam jejak para calon, para pemilih dapat memastikan pilihan mereka masing-masing.

Referensi

Azzahra, Diana, Rakha Fairuz Sakhi, Ulya Fathiah Kamila, Putri Chahyani, dan Akbar Habibi. (2024). Keterlibatan Generasi Muda dalam Demokrasi dan Pemilu 2024. Dewantara: Jurnal Pendidikan Sosial Humaniora. Vol. 3 No. 1, 133-139.

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20231020075449-617-1013645/anies-soal-politik-identitas-singgung-pendukung-lain-di-pilkada dki#:~:text=Anies%20mengakui%20ada%20politik%20identitas,dilakukan%20pendukung%2C%20bukan%20para%20calon. (diakses pada 1 Februari 2024)

https://www.kominfo.go.id/content/detail/6367/hindari-golput-agar-aspirasi-bisa-terwujud/0/infografis#:~:text=Tingginya%20angka%20golput%20menyebabkan%20rendahnya,baik%20karena%20kurangnya%20dukungan%20politik. (diakses pada 1 Februari 2024)

https://www.kompas.com/tren/read/2023/10/23/210000965/profil-dan-rekam-jejak-3-pasangan-bacapres-bacawapres-pilpres-2024?page=all. (diakses pada 31 Januari 2024)

https://www.voaindonesia.com/a/aktivis-97-98-prabowo-subianto-harus-bertanggung-jawab-atas-kasus-pelanggaran-ham-masa-lalu/7200324.html (diakses pada 1 Februari 2024)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun