Mohon tunggu...
Dynoviar N. M.
Dynoviar N. M. Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Respon Gojek Terhadap Banyaknya Rider di Jakarta

23 Oktober 2015   11:16 Diperbarui: 23 Oktober 2015   11:34 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam sepekan ini kita melihat  fenomena baru di Jakarta. Ojek online merajalela di sudut-sudut kota, mencari penumpang di jalan besar maupun di selasar gang. 

 

Orang bilang mereka akan mendapatkan pendapatan 8 juta perbulan, tapi kenyataannya tidak. Pada tanggal 11 Agustus kemarin, gojek membuka lapangan basket senayan untuk rekrutmen barunya. Hal yang tidak biasa adalah gojek menerima sekitar 1000 calon gojek baru untuk menjadi rider-nya di bilangan Jabodetabek. Dengan konsumen yang bisa dibilang pertumbuhannya kecil dan timbulnya saingan baru seperti lady-jek dan blu-jek hal ini akan memperparah kondisi pendapatan para rider gojek tersebut.

 

Masalah anggota yang terlalu banyak ini menimbulkan terbentuknya pangkalan gojek baru yang menjadikan gojek lain yang notabenenya sesama rider menjadi enggan untuk mengambil order dari suatu tempat. 

 

Hal yang perlu diketahui adalah gojek mempunyai kebijakan yang mana jika seorang rider jarang melakukan pengambilan order secara berturut-turut dalam beberapa hari akan dikeluarkan secara otomatis. Dimana hal ini akan dicek saat mereka mengambil persediaan masker dan penutup kepala setiap minggunya di kantor resmi gojek.

 

Seorang gojek pernah bertanya kepada penulis sebenarnya bagaimana cara untuk mendapatkan order dari server yang ramai ini; Jawabannya adalah tidak ada, karena secara sistem gojek telah melakukan tes tender sehingga smartphone yang digunakan oleh gojek tidak akan bermasalah. Juga penambahan aksesoris ataupun akses root tidak akan menembus aplikasi tersebut. 

 

Sebagian besar pegawai kantor gojek pun telah mengetahui isu ini dan jawaban salah satu pegawainya ialah "Ini hanyalah soal hoki atau tidaknya seorang rider, jika dia dikeluarkan karena jarang mendapatkan pesanan resmi dari gojek maka dia harus keluar; Dan jika seorang rider selalu mendapat order resmi dari gojek setiap minggunya, maka itu hanyalah keberuntungan belaka"

 

Dalam pandangan sosiologi, kebijakan diatas akan menguntungkan bagi pihak gojek karena mereka tidak perlu memecat ridernya dengan alasan terlalu banyaknya rider yang mana itu adalah kesalahan pihak gojek sendiri, disisi lain gojek malah menuduh pengendaranya karena performa kerjanya yang kurang baik. Hal ini memungkinkan pihak gojek untuk tidak menjadi sorotan media atas kegagalan manajemennya dalam rekruitmen agustus kemarin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun