Jiwo tertawa kecil. "Iya, Pak. Rasa pecel di sini memang istimewa."
Marbot itu duduk di dekatnya. "Jadi, bagaimana, Jiwo? Sudah merasa lebih baik?"
Jiwo mengangguk. "Lebih baik, Pak. Saya rasa saya tahu harus mulai dari mana. Saya akan kembali ke Surabaya, menghadapi semuanya, dan mencoba memperbaiki yang bisa diperbaiki."
Pak Marbot menepuk bahu Jiwo. "Itulah semangat yang benar, Nak. Jangan pernah takut kepada masalah. Tak ada masalah yang terlalu besar jika kita menghadapinya dengan tawakal dan usaha."
Jiwo tersenyum penuh keyakinan. Kota Tuban, dengan segala kesederhanaannya, telah menjadi tempat ia menemukan kembali keberanian dan ketenangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H